Terkadang terlintas dalam
fikiranku sendiri, wanita sepertiku selalu dianggap penggalau terlebih soal
cinta, tanpa disadari seorang wanita sebenarnya sangat nyaman ketika bicara
soal cinta. Entahlah mungkin ini juga dirasakan oleh kaum lelaki tetapi yang pasti
aq sebagai wanita sangat mengagumi cinta. Dan sejak saat itu aku tidak peduli
orang beranggapan aq penggalau cinta, mengapa? karena memang sejatinya wanita
butuh cinta dan tak dipungkiri aq tidak ingin malu-malu lagi bicara soal cinta.
Mungkin dahulu aq bukan wanita
yang cukup beruntung atau sukses dalam urusan cinta, karena itu pula sekarang
aq sangat fokus untuk pembicaraan yang satu ini, jika orang lain sangat dengan
mudahnya menjalani cinta khususnya terhadap pasangan lawan jenis dengan segala
lika-liku yang sudah mereka lewati bersama, maka hal yang seperti itu baru aq
mulai sekarang.
Sungguh, aq benar-benar harus
menghadapi persoalan cinta itu mulai saat ini, padahal dahulu hal yang seperti
ini aq hindari, aq terlalu malu dan sungkan untuk memiliki rasa cinta terhadap
lelaki, aq terlalu takut dengan segala rasa yang mungkin nantinya aq rasakan,
aq terlalu naïf karena waktuku akan tersita untuk memberi perhatian kepada
seorang lelaki. Tetapi itu pertimbangan yang sudah lama terlewati, namun justru
aq sangatt berterimakasih kepada Allah dan berbahagia karena telah melewati
masa itu dengan suka cita.
Sampailah pada saatnya aq
diperkenalkan dengan cinta, cinta yang dimaksud bukanlah cinta pertama, karena
aq merasa sudah pernah merasakan apa itu cinta pertama dan cinta monyet, dulu
saat masih kecil dan itu hanya sekedar mengagumi dengan segala rasa yang
tercipta dari seorang anak-anak. Yang aq maksud adalah ketika pertama kali aq
menjalin cinta dengan seorang lelaki. Lagi-lagi kisah itu hanya berlangsung
dalam waktu yang cukup singkat tapi entah mengapa memori yang tercipta selalu
saja kenangan pahit yang dilakukan oleh laki-laki yang pernah menjalin hubungan
denganqu dan itupun sangat membekas, soal kesetiaan dan kejujuran menjadi point
penting pelajaran yang aq ambil.
Bahagia ataupun sedih itu wajar,
aq baru bisa bicara seperti itu sekarang! Karena memang aq harus melewati masa
itu seperti juga orang lain yang lebih dahulu melewati masa tersebut, tetapi
bukan berarti aq menginginkan kesedihan disetiap hubungan, setiap pasangan
pasti ingin memiliki hubungan yang harmonis, yang didasari dengan cinta yang
saling menghargai, menghormati, menyayangi dan mencintai, namun ternyata hal
itu tak semudah yang kita bicarakan.
Seperti halnya orang yang sedang
berikhtiar dalam urusan cinta, maka aq pun pernah merasakan itu, saat
dikenalkan atau bahkan dahulu saat ingin dijodohkan dengan seseorang sungguh
dengan berjuta rasa yang ada pada saat itu, tak bisa diungkapkan dengan
kata-kata, buatqu ini menjadi pelajaran hidup yang penting, bahwa tak semua
lelaki bisa jatuh hati dengan kepribadian yang ada dalam diriku, ternyata ada
juga yang tak sesuai dengan kriteria si lelaki, aq jadi lebih menyadari bahwa
tak semestinya aq sebagai wanita menganggap diri sempurna, karena ternyata
kesempurnaan di mata lelaki itu berbeda-beda.
Maka berdirilah aq sebagai
seorang wanita apa adanya, wanita itu mahal? Aq jawab iya dan aq sedang
berjuang untuk hal itu, mahal bukan dari materi, tapi lebih kepada attitude
atau akhlak. Sulitt? Iyaa sangattt sulitt, tapi itu harus aq jalani dan
perjuangkan.
Dan sesungguhnya aq berharap
laki-laki akan memahami konsep tersebut, supaya mereka bisa lebih menghargai
wanita secara seutuhnya, baik dari segi fisik maupun hati.
Jika sudah sampai sana, dan hati
sudah terpaut dengan seorang lelaki, maka yang dibutuhkan adalah keberanian, aq
yakin wanita ingin sekali diperjuangkan, ingin sekali dibela dalam hal apapun,
ingin sekali diharapkan, tetapi lagi-lagi cinta itu tak sempurna yang kita
bayangkan, cukup dengan saling memahami maka semuanya akan bisa kita terima.
Soal keberanian tanyakan saja
pada laki-laki, entahlah aq tak bisa menjawab untuk urusan itu, karena wanita
sejatinya dipilih dan bukan memilih, hanya bisa menentukan atas pilihan
tersebut. dan karena wanita menunggu takdirnya untuk dipinang atas keberanian
sang lelaki yang dicintainya.
Aq teringat dengan sebuah
kata-kata yang serupa dengan ini :
“Cinta tak pernah meminta untuk
menanti, seperti Imam Ali AS. Ia mempersilakan atau mengambil kesempatan. Yang
pertama adalah pengorbanan, yang kedua adalah keberanian”
Dan akhirnya aq mencapai
kesimpulan bahwa jodoh itu misteri, namun dibalik misteri tersebut terdapat
sebuah pembelajaran untuk terus berikhtiar mencapai pada kata jodoh.
2 Ramadhan 1435 H