Senin, 16 Maret
2020 M bertepatan dengan tanggal 11 Rajab 1441 H menjadi pertemuan terakhir
kami para dewan guru Madrasah Ibtidaiyah Istiqlal Jakarta sebelum masa tugas
yang dialih fungsikan ke rumah masing-masing. Beberapa hari yang lalu Gubernur
DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan pun sudah menginstruksikan bahwa dalam masa
menghadapi wabah pandemic virus corona yang mematikan itu, seluruh lembaga
pendidikan dipindah tugaskan ke rumah masing-masing.
Pagi yang teduh
berselimut awan putih, kendaraan roda duaku berputar lebih cepat dari biasanya karena
situasi jalan raya yang cukup lenggang. Entahlah ada rasa yang mengharu biru
menghadapi hari ini. pintu ruang guru ku buka dan ku dapati masing-masing guru
mengkritisi segala pergerakan yang sedang terjadi khususnya di DKI Jakarta,
Ibukota Indonesia.
Bergerak cepat dan
cerdas, kami segera membentuk lingkaran rapat besar persiapan menghadapi
kegiatan ‘’home learning’’ yang menjadi amanah dalam beberapa waktu ke depan.
Awalnya keputusan dari Yayasan Istiqlal Indonesia yang mengacu pada keputusan
dari Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk masa ‘’home
learning’’ ini adalah sampai tanggal 03 Maret 2020, namun takdir berkata lain
sehingga akhirnya masa ‘’home learning’’ ini diperpanjang sampai tanggal 02
Juni 2020. Sungguh waktu yang sangat panjang sekali, sesuatu yang tidak mungkin
terjadi, kini menjadi kenyataan.
Keesokan harinya,
Selasa, 17 Maret 2020 menjadi hari perdana bagiku menjalani sistem pengajaran
di tengah maraknya wabah pandemic virus corona. Peranku bertambah saat dirumah,
peran sebagai ibu satu anak, peran sebagai istri dan peran sebagai guru. Satu
hal yang tidak mudah mengkombinasi seluruh elemen tugas dalam satu rumah.
sebagai seorang istri langkah Pertama yang aku lakukan adalah meminta
izin pada suami untuk mengerjakan tugas dan amanah dari Madrasah selama home
learning ini, akupun memberi penjelasan bahwa waktuku dirumah akan tersita
lebih banyak untuk standby menggunakan handphone sebagai alat utama dalam
proses pendidikan yang berjalan. Kedua untuk anakku, saat ini umurnya
masih 1 tahun 11 bulan, boleh dikatakan anak seusia itu sedang masa-masanya
aktif berjalan dan bermain, terkadang bisa diajak kerjasama namun sering pula
waktuku habis hanya untuk menemaninya, akhirnya waktu-waktu yang sangat aku
nantikan untuk mengerjakan tugas dari Madrasah adalah ketika sang anak terlelap
tidur atau saat ibu pengasuhnya bisa menjaganya. Ketiga dalam urusan
santap jasmani, masa-masa ini menjadi masa yang paling berharga, kenapa? Karena
begitu banyaknya waktu untuk belajar dan berkreasi dalam memasak, satu
pekerjaan yang selama ini jarang sekali ku lakukan, yahh aku mendadak jadi
pintar memasak. ^o^
Pandemic wabah
virus corona semakin menjadi-jadi, berbagai kebijakan pemerintah pun
berseliweran di tv, dalam hati aku hanya bisa berdoa semoga wabah ini segera
selesai, namun yang pasti Allah pasti punya alasan mengapa wabah ini diturunkan
kepada kita, yakni agar kita kembali menghadapnya, kita sudah terlalu lama
terlena dengan tipuan dunia. Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami semua… Aamiin
Kembali dengan
tugas home learning yang sudah kami rancang, Kepala Madrasah Ibtidaiyah kami
dibantu oleh Wakil Kepala bidang Kurikulum dan Wakil Kepala bidang Kesiswaan
beserta dewan guru menyusun strategi dan sistem yang efektif demi terciptanya
program home learning yang mengasyikkan. Prosedur pertama dalam program
home learning MI Istiqlal adalah setiap wali kelas membuat grup whatsapp
sebagai media informasi dan komunikasi satu arah kepada wali murid. Kedua setiap
guru bidang studi tergabung dalam masing-masing grup whatsapp kelas. (jadi
kebayang donk, gimana dengan guru mapel qur’an hadits seperti aku, pastinya
grup wa di hp mendadak ramaiii). Hal ini bertujuan agar mudah menginformasikan
tugas kepada peserta didik. Ketiga guru piket bertugas mengirimkan
informasi terkait sholat 5 waktu dan sunah dhuha setiap hari, guru BK
(bimbingan konseling) mengirimkan petuah, nasehat, informasi yang positif
setiap hari kepada seluruh peserta didik. Yang pasti semua anggota dewan
majelis guru mendapat amanah besar disetiap posisi dalam home learning ini.
Tidak dipungkiri pada minggu awal
kegiatan home learning kami sempat terjadi keriuhan karena beban tugas yang
diberikan kepada peserta didik dinilai cukup memberatkan. Walhasil sistem pun
dirubah dengan mengacu kepada keputusan Pemerintah Daerah Gubernur DKI Jakarta
dan Menteri Pendidikan Republik Indonesia bahwasanya kegiatan home learning
yang dilakukan tidak menitik beratkan pada kompetensi dasar yang harus dicapai,
kegiatan bisa bersifat life skill (keterampilan) yang diumpan balik oleh guru
dengan nilai pujian dan kegiatan harus menyenangkan.
Setelah rapat akbar dewan guru MI
Istiqlal via whatsapp, lahirlah rumusan untuk kegiatan home learning untuk
setiap kelas dalam dua pekan mendatang yaitu:
1. Program tilawati &
tahfidz yang diatur oleh tim tahfidz
2. Literasi (membaca buku
bacaan yang ada dirumah)
3. Pengetahuan (membuat cerita/gambar/cerita bergambar) seputar
wabah virus corona dengan tema yang berbeda-beda yang dibagi setiap harinya.
4. Life Skill (keterampilan
hidup) seperti membereskan tempat tidur, membuat sarapan, membersihkan kaca,
memijat ayah dan bunda dll yang tugasnya dibagi setiap harinya.
5. Video Call (tebar semangat menyambut Ramadhan) program ini
merupakan sarana silaturahim antara guru dan murid. Yang sebelumnya telah
dijadwalkan oleh masing-masing wali kelas dengan kesepakatan waktu bersama wali
murid.
Alhamdulillah… dua
pekan telah berlalu, dan rumusan kegiatan inipun berjalan sukses sesuai
rencana, respon dan tanggapan orang tuapun positif. Menghadapi program untuk
pekan berikutnya, kami para wali kelas dan guru mata pelajaran ditantang untuk
kreatif membuat video pembelajaran mata pelajaran yang diampu, aktif dalam
meeting online dan segala hal yang terkait dengan aplikasi-aplikasi baru.
Sungguh luar biasa, semuanya bertarung untuk menghasilkan karya terbaik. Namun
ternyata tak semudah membalik telapak tangan, karya hebat lahir dari sebuah
perencanaan dan segala hal yang mendukung terciptanya karya, contoh: leptop
yang mumpuni, handphone yang mendukung, kapasitas memory hp yang cukup luas,
kuota internet dan waktu pembuatan. Semuanya harus saling melengkapi. Tak ayal
bagi sebagian guru kesulitan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, tanpa
terkecuali aku, tetapi dalam lingkungan kerja di Madrasah kami, kami saling
memberi semangat, berbagi ilmu dan informasi sehingga kami bisa menghasilkan
karya.^0^
Seiring
berjalannya waktu, suasana work from home (wfh) di lingkungan kerja MI Istiqlal
terasa sangat kondusif, suasana terasa sangat hidup seolah kami bertatap muka
seperti biasanaya. aktifitas dimulai dari aku membuka mata pagi hari, sudah
terdengar dering pesan dari grup wa kami mengingatkan sholat subuh dan
kegiatan-kegiatan yang lain.
Tak terasa bulan
Ramadhan tinggal 11 hari lagi. Sungguh aku sangat merindukan suasana bulan
Ramadhan bersama keluarga, rekan-rekan guru, anak-anak dan sanak saudara untuk
berkumpul bersama, beribadah bersama dalam indahnya Ramadhan.*0*
Ya Allah
izinkanlah kami kembali untuk bertemu dengan bulan RamadhanMu bersama dengan
mereka dalam bingkai silaturahmi, hilangkanlah dan musnahkanlah seluruh wabah
virus corona yang menyebar di Indonesia, sehingga kami dapat khusyuk beribadah
di bulan RamadhanMu
Ramadhan datang…
Corona menghilang…