Perjalanan yang sudah kami
persiapkan sejak jauh-jauh hari, waktu itu di suatu perbincangan Mama mengajak
kami sekeluarga untuk ikut bersama dengan teman-teman pengajiannya dalam acara
Maulid yang diselenggarakan di Masjid At-Tin oleh sebuah Yayasan pengajian yang
cukup besar di DKI Jakarta Pimpinan Ibu Ustadzah Hj. Maisaroh lalu dilanjutkan
dengan perjalanan ziarah ke Masjid Pintu 1000. Bagiqu ini adalah moment
berharga untuk keluarga kami khususnya untuk aq pribadi, sebagai hamba yang dhoif
aq merasa perlu untuk terus lebih mendekat kepada Allah dengan berbagai cara,
salah satunya adalah perjalanan wisata rohani ini.
Kembali
ke keluarga kecilqu, Aq sangat menikmati perjalanan ini, tentu dengan acara ini
aq bisa bersilaturahim dengan teman-teman pengajian Mama yang memang tinggal di
dekat rumahqu.
Perjalanan
pun kami lanjutkan menuju Masjid Pintu 1000 yang terletak di Tanggerang,
tepatnya di Bayur Periuk Jaya, Tanggerang, Banten. Jawa Barat. saat tiba dilokasi kami sempat disambut dengan turunnya
hujan yang cukup deras namun Alhamdulillah akhirnya setelah beristirahat dan
sholat dzuhur, hujannya sudah mulai mereda. Lalu kami mulai perjalanan ini
dengan berjalan kaki, cukup lumayan jauh tapi bagiqu ini belum seberapa
daripada naik gunung!, Yaiyalah…hehe, sebagian Ibu-Ibu yang sudah cukup berumur
menggunakan jasa tukang ojek yang membandrol harga Rp. 5000,- setiap satu kali
perjalanan. Hemm..cukup membantu juga.
Kami
melewati lingkungan rumah masyarakat yang sudah lebih terlihat modern, bukan lagi
sebuah pedesaan, tidak menyangka jika di lingkungan tersebut berdiri sebuah
Masjid yang cukup tua yang bernilai sejarah.
Diawali
dengan tawassul bersama di makam pendiri Masjid Pintu 1000 yaitu Syekh Ami
Al-faqir Mahdi Hasan Alqudrotillah Almuqoddam. Masjid yang memiliki nama asli
Masjid Agung Eyang Sulthon Maulana Syarif Hidayatulloh (Nurul Yaqin) ini lebih
dikenal dengan sebutan Masjid Pintu 1000 karena info yang diterima masyarakat
bahwa Masjid penuh sejarah ini memiliki 1000 pintu, meskipun sebenarnya menurut
info yang didapat dari tuan rumah, beliau sedikit mengulas bahwa Masjid Pintu
1000 ini berasal dari angka 999 yang
berarti 99 Asmaul Husna dan 9 Walisongo yang digenapkan menjadi 1000.
Adapun bukti fisik yang ada pada Masjid tersebut jumlah pintunya pun tidak
sampai 1000 namun cukup memiliki banyak pintu-pintu kecil yang lebih mirip
terowongan.
Setelah
bertawassul kami menuju gerbang pintu Masjid Pintu 1000. Cukup lama kami
menunggu, mungkin sekitar 30-50 menit untuk bergantian masuk dengan peziarah
yang lain. dan setelah menunggu cukup lama kami bersiap mengambil ancang-ancang
untuk masuk pintu gerbang Masjid yang lebih mirip seperti sedang mengantri
sembako. Hadehhh.
Hawa
dingin tiba-tiba menelusup ke dalam tubuh bersamaan dengan dinginnya
dinding-dinding bata yang cukup kecil dan mudah disentuh oleh jamaah, seperti
sedang bermain “ular naga panjangnya” kami berjalan menyusuri terowongan dan
tibalah kami di sebuah ruangan kecil tempat bermuhasabah. Di tempat tersebut
segala jenis penerangan dimatikan dan Sang Ustadz mulai memberikan renungan
kepada jamaah. Dalam suasana yang gelap, kami seperti terbawa di dalam sebuah
liang lahat. Innalillahi wainna ilaihi raajiun… gemuruh takbir dan isakan
tangis membahana di dalam ruangan kedap yang terasa dingin itu. pun aq
merasakan hal yang sama. Ketakutan, kesedihan, permohonan ampun, hingga
kekuatan dan tekad untuk menggunakan umur yang tersisa dengan sebaik mungkin,
untuk berbuat baik dalam segala kondisi. Sungguh perjalanan ini memberikan
manfaat yang sangat besar untuk kebaikan rohani setiap manusia. Senantiasa
menjadi teguran bagi umat manusia yang hampir lupa dengan tujuan utamanya hidup
di dunia ini.
Ya
Allah… terimakasih Engkau telah memberikan pelajaran untuk kami dalam
perjalanan ini. semoga dengan perjalanan ini, akan bertambah iman kami. dan
senantiasa memperbaiki kualitas ibadah menjadi lebih baik. Aamiin…
Sunday,
February 15th 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar