Rasanya
pagi ini masih menyisakan kantuk tadi malam, Hoammm…. Malam tadi aku seperti
orang yang sedang dikejar deadline, ya
memang benar deadline tugas, tugas
menjadi pembaca qur’an dalam acara Masjid hari ini. Kabar itu aku dengar hanya
satu minggu sebelum acara dimulai yang disampaikan oleh pak Direktur, bahkan
beliau pun request ayat yang akan
disampaikan nanti. Ya Tuhan… ternyata ayat yang dimaksud belum aku kuasai maqro
nya. *-*
Aku
buka semua memori dalam rekaman pelajaran maqro yang pernah aku pelajari
dahulu, tapi sayang tidak ditemukan dan akhirnya aku ingat bahwa aku punya
rekaman hidup yang bisa aku pelajari. Sepupuku Ria mencoba menuangkan maqro
yang direkam dan aku mencoba belajar dari rekaman tersebut.
Bismillahirrahmaanirrahiim….
Pagi
yang sibuk, rekan-rekan guru bergegas pula menuju Aula 34 Masjid Istiqlal untuk
menghadiri acara seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana
Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Bidang Tarbiyah dengan tema : “Manajemen
peningkatan kualitas profesi tenaga pendidik dan kependidikan”.
Teman…
acara ini merupakan pertemuan perdana aku terhadap para pengurus BPPMI yang
baru dan kepengurusan baru atas nama Yayasan Istiqlal Indonesia. Entah kenapa
detik-detik melaksanakan tugas aku benar-benar dalam keadaan nervous yang sangatt bahaya. Benakku
menjadi ciut seketika saat jajaran pengurus BPPMI dan Yayasan Istiqlal
Indonesia tiba di aula acara.
Sebut
saja yang hadir dalam acara ini adalah ketua BPPMI Bapak Dr. DB. KH. M.
Muzammil Basyuni beserta para jajarannya. Kemudian ketua Yayasan Istiqlal
Indonesia Bapak H. Rusli Effendi, S.Pd.I, SE, M.Si beserta jajarannya.
Aku
duduk satu baris bersama dengan sahabat guru, Bu Izzul, Umi Rien, Nissa, Ka
Rosta sedikit memberikan tawa sejuk di tengah-tengah kerumitan. Tanganku
dingiiin sekali dan aku tau bahwa aku sedang tidak nyaman dengan rasa takutku
sendiri. MasyaAllah tugas ini berat buatku karena aku belum menguasai apa yang
akan aku sampaikan.
Dan
detik itupun sampai… langkah gontai mengiringi moment yang gak akan aku lupakan seumur hidup. Di permulaan bacaan
aku cukup sukses meskipun lagi-lagi problem
tarikan nafas yang tidak tepat, tiba di tengah ayat aku merasa berjalan begitu
saja sampai aku tidak sadar ada harokat yang keliru, hal ini terjadi mungkin
karena qur’an yang aku baca cukup kecil dan celakanya aku memang belum
menguasai ayat ini. MasyaAllah tetiba pak ketua BPPMI langsung meluruskan bacaanku
melalui microphonenya.
Shadaqallahul’azim…
Mungkin
ini jawaban dari segala kegundahan yang menggelayut selama beberapa hari ini,
sungguh aku tak merasa tersinggung dengan apa yang disampaikan pak ketua, yang
lebih aku kecewakan adalah diriku sendiri, aku kurang kerja keras, aku kurang
focus, aku kurang belajar, aku kurang serius mempersiapkannya. Ya Tuhann…
semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini.
Sejatinya
seminar ini sangat mahal ilmunya, sebut saja para narasumber yang hadir adalah
Bapak H. Bahrul Hayat, Ph.D, beliau adalah Sekretaris Jenderal Kementerian
Agama Republik Indonesia pada Masa Jabatan
2006 – 2014 dan Wakil ketua BPPMI 2015 – 2020 dan narasumber yang kedua
adalah Ketua Yayasan Istiqlal Indonesia Bapak H. Rusli Effendi, S.Pd.I, SE,
M.Si.
Dan
yang membekas dari pertemuan pertama ini adalah kesan semangat yang menggebu
dari pak Ketua Yayasan, hehe. Wibawanya pak Bahrul saat menyampaikan materi dan
yang terakhir adalah sambutan pak Ketua BPPMI saat pembukaan acara. Beliau
menyampaikan sebuah pesan diakhir sambutannya dengan sebuah pesan hikmah :
“Sejujurnya…
Sejujurnya
hidup itu indah bungkusnya, bagus isinya.
Pertanyaannya:
Apa itu bungkus dan apa itu isi?
Perhatikan
contoh berikut ini:
Rumah
indah itu bungkus, keluarga bahagia itu isi.
Ranjang
mewah itu bungkus, tidur nyenyak pula situ isi.
Pesta
nikah itu bungkus, Samara Sakinah mawaddah warrahmah itu isi.
Ayu
dan ganteng itu bungkus, pribadi hati mulia itu isi.
Kharismatik
itu bungkus, akhlakul karimah itu isi.
Kaya
raya itu bungkus, hati tentram bahagia itu isi.
Makanan
lezat itu bungkus, gizi energy dan sehat itu isi.
Bicara
itu bungkus, amal perilaku itu isi.
Buku
itu bungkus, ilmu itu isi.
Jabatan
itu bungkus, pelayanan dan pengabdian itu isi.
Jangan
remehkan bungkus, meski mengutamakan isi.
Ingat…kita
akan mati, kita musti rajin bertani, karena kelak nanti di kehidupan setelah
mati ada makhroja atau festival pesta petik buah hasil bertani.
Fabiayyi
aalaa irabbikumaa tukadziban…
Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan??
Monday, Juni 20ty 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar