Sepulang
dari menjenguk Naufal (Siswa kelas 1 B di MI Istiqlal ) yang sedang dirawat di
RS. Hermina Kemayoran tiba-tiba kami mendapat kabar berita duka bahwa Ibu Hj.
Nibras OR Salim (Pendiri Madrasah Istiqlal Jakarta) meninggal dunia.
Siang
itu, di kantor hanya menyisakan beberapa guru yang belum pulang termasuk aku.
dengan segera kami yang masih berada di Madrasah menyebarkan berita ini kepada
seluruh keluarga besar Madrasah Istiqlal.
Aku
dan beberapa guru yang masih ada di Madrasah langsung menuju ke kediaman Ibu
Hj. Nibras OR Salim yang bertempat di kawasan Cikini tepat di samping TIM
(Taman Ismail Marzuki).
Di
rumah sederhana itulah Ibu Nibras terbaring kaku, Ya Allah sungguh Engkau telah
tetapkan umur beliau hingga waktunya tiba. Teringat saat aku pertama kali
mengunjungi rumah Almh. Saat itu Ibu sudah berada di kursi roda dan berkacamata
hitam favoritnya, masih bisa berkomunikasi meskipun dengan terbata, terbayang
jelas bagaimana perjuangan hidup Almh saat masih hidup dahulu. Sungguh
mengharukan, kami bukanlah anak kandung dari Ibu Nibras namun kami semua
keluarga besar Madrasah Istiqlal adalah anak-anak didik Ibu Hj Nibras yang
InsyaAllah akan selalu mendoakan Ibu Hj Nibras. Mungkin ini adalah rahmat dari
Allah meskipun Ibu Hj Nibras tidak dikarunia keturunan namun Ibu memiliki
banyak sekalii anak-anak didik yang senantiasa berdoa untuknya.
Ibu
Nibras memiliki nama lengkap Nibras Oedin Rahmani Salim Lahir di Maninjau, 19
Juni 1931 dan wafat di Jakarta, 10 Desember 2016.
Begitu
banyak prestasi dan amal baik yang Almh lakukan semasa hidupnya.
Siang
itu kami hanyut dalam tangisan sedih karena telah ditinggalkan oleh Ibu Nibras.
Gaungan bacaan Surat Yasin terdengar di setiap sudut ruang tamu. Aku sangat
bersyukur bisa menyaksikan prosesi saat Ibu dimandikan, tak terbayang saat aku
benar-benar menyaksikan orang yang menggagas untuk diadakannya kegiatan PJSD
(Pendidikan Jenazah Sejak Dini) di Madrasah Istiqlal yang saat ini sedang
diamanahkan ke aku. Ternyata hidup itu sederhana yah, ketika meninggal kita
hanya perlu mengetahui ilmu dalam hal mengurusi jenazah disamping dengan selalu
berbuat baik ketika masih hidup sebagai bekal untuk menuju ke akhirat.
Mama
Izzul dan Nisa menyusul ke rumah Almh. Aku menyaksikan Ibu dimandikan dengan
iringan pembacaan Surat Ar-Rahman bersama Rezif dan Bu Evi.
Alhamdulillah...
Rencananya
Ibu akan dimakamkan esok hari di Taman Pemakaman Karet Bivak dan disholatkan di
Masjid Istiqlal Jakarta.
Selepas
dari rumah Almh, aku langsung izin untuk memenuhi undangan pernikahan adik
kelas kampusku. Barakallah Rohman dan Putri semoga jadi keluarga sakinah,
mawaddah, warrahmah yah. Aamiin
Saturday, December 10th
2016
Minggu pagi yang sendu,,,
Dengan mengendarai roda dua aku
menuju ke Masjid Istiqlal dengan niat ingin ikut menyolatkan Ibu Nibras dan
mengiringi untuk yang terakhir kalinya menuju pemakaman.
Sebelumnya seluruh keluarga
besar Madrasah Istiqlal berkumpul di koridor membentuk lingkaran dan membaca
Surat Yasin bersama-sama, setelah itu kami semua menuju lantai utama Masjid bersamaan dengan kedatangan rombongan jenazah. Sempat salah arah karena aq
dan teman-teman masuk dari posisi shaf muslim dan hampir saja ketinggalan
jamaah, alhasil kamipun berlari-lari menuju shaf muslimah yang berseberangan sambil
berurai air mata dan hati yang sendu berharap semoga bisa berkesempatan untuk
menyolatkan jenazah ibu yang hanya satu rokaat dengan 4 takbir.
Alhamdulillah wasyukurillah,
kami bisa ikut menyolatkan ibu, setelah itu Bapak Ketua Yayasan Istiqlal
Indonesia, Ust Sohib Tahar memberikan sambutan dan kesaksian tentang almarhumah
adalah orang yang baik, ahlul khoir calon penghuni surga. Aamiin Yaa Rabb
Pelan-pelan keranda jenazah
diangkat dan menuju mobil jenazah. Ya Allah betapa hati ini merasa kehilangan
sosok Ibu yang sangat luar biasa, meski raga tak banyak bertemu muka namun ilmu
beliau mampu menembus waktu hingga kamipun bisa merasakan kebaikan pada masa
hidupnya. Aq pun tak mampu menahan rasa dan tangis yang memuncak. Ya Allah
semoga Ibu mendapat naungan yang tertinggi di sisi Mu. Aamiin… Aamiin… Aamiin….
Hampir tak terfikir untuk
ikut dalam pemakaman karena terlalu riweh dengan keadaan namun atas kebaikan
umi Rina, akhirnya Aq dan teman-teman bisa ikut rombongan menuju Taman
Pemakaman Karet Bivak.
Tiba di pemakaman, kami
semua menyaksikan prosesi penguburan hingga selesai. Bapak H. Mubarok, M.Si
selaku mantan Ketua BPPMI Istiqlal memberikan sambutan hangat dan melepas
kepergian Ibu setelah Ibu dikuburkan.
Ya Allah…. berikanlah
kesabaran untuk kami semua yang merasa sangat kehilangan Ibu Nibras, semoga
dalam hidup kami dapat mengamalkan ilmu dan pelajaran yang telah ditanamkan
oleh Ibu Nibras semasa hidupnya.
Sepulang dari pemakaman,
kami berbondong-bondong menuju parkiran, berusaha tersenyum agar tetap bahagia
dan tidak larut dalam kesedihan, bertambah pula senyumnya saat aq tiba-tiba
sangat kehausan dan berhenti untuk membeli minuman namun tanpa disengaja aq dan
teman-teman jadi stay di tempat untuk
memesan minuman untuk beberapa teman dan yang bersedia membayar adalah Pak Abu.
Hehehe. Maap ya pak,,, sengaja nodong. Hahaha. Semoga bertambah rezekinya bapak
protokol Istiqlal ini.
Pada hari ke 7 kami seluruh keluarga besar Madrasah Istiqlal kembali mengunjungi kediaman ibu Nibras.
Bu Eka, izin ya pinjam dokumentasiny
BalasHapusiya silakan...
Hapus