Tuesday,
August 16th 2016
Aneka
Lomba Menyambut HUT RI 71 By : MI Istiqlal
Hari
ini istimewa banget karena kami mau bersorak-sorai, bersemangat, berkompetisi
dan siap-siap untuk berlelah-lelahan. Pagi hari sebelum menuju lokasi lomba,
kami semua berkumpul di koridor bersama anak-anak lalu menyanyikan lagu
kemerdekaan dengan semangat, aku dibuatnya merinding, seketika koridor MI
Istiqlal menggemakan suara-suara indah anak-anak, indahnyaaaa.
Lomba menyambut
Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ini dilaksanakan pada hari selasa, satu
hari sebelum hari kemerdekaan. Masing-masing satuan pendidikan di Madrasah
Istiqlal pun semarak membuat pesta rakyat dimasing-masing tempat dan waktunya,
nah untuk MI Istiqlal adalah hari ini yang bertempat di taman lapangan pertamina
melalui pintu Al-Quddus dan pagi ini suasana di seberang Istiqlal sedang ramai
dengan bunyi-bunyian marching band
persiapan upacara di Istana Negara. Nuansa kemerdekaannya begitu terasaaa…
Pose sebelum panas-panasan, hihihi
Rangkaian
acara ini terselenggara atas kerjasama antar sesama dewan guru dan yang pasti
penanggungjawab di bulan ini yaitu Bu Yulisa, Mama Izzul, Aku, Bu Mila dan Pa
Edi, nah untuk kegiatan lomba ini dihandle
oleh Bu Yulisa dan Mama Izzul.
Aneka
lomba yang kami sajikan adalah berdasarkan team barung atau regu dalam pramuka,
tujuannya agar semua dapat mengikuti dan merasakan lomba secara keseluruhan.
Sebut
saja untuk tingkatan siaga, masing-masing barung mengikuti perlombaan
memasukkan karet gelang ke sumpit secara estafet, memindahkan bendera dan memasukkan
pensil ke dalam botol. Sementara untuk tingkatan penggalang perbedaannya adalah
tambahan lomba kelereng dan memindahkan belut ke dalam botol. Semua perlombaan
ini dilaksanakan secara massal dan dilakukan penyeleksian, babak semifinal dan
final.
Bersama Barung Merah kesayangannnnn.....
Raut
kegembiraan jelas terpancar di wajah anak-anak, kami juga sangat menikmati hari
ini, tak ketinggalan beberapa wali peserta didik yang didominasi oleh orang tua
kelas 1 dengan setia menyaksikan putra-putri nya larut dalam kegembiraan, meski
terkadang butuh suara yang lebih keras dari biasanya ditambah terik nya mentari
yang mulai menyapa namun suasana perlombaan sangat menyenangkan.
Alhamdulillah
perlombaan selesai sebelum adzan Zuhur, kami bergegas kembali ke Madrasah.
Bu Yulisa, Mama Izzul, Aku dan Rahmah
Wednesday,
August 17th 2016
Upacara
17 Agustus By: Yayasan Istiqlal Indonesia
Selamat
pagi bangsa Indonesia……………..
Hari
ini adalah hari penting untuk bangsa Indonesia karena telah berada pada usia 71
kemerdekaan. Sungguh begitu banyak harapan dan doa yang dipanjatkan oleh bangsa
Indonesia untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa yang bermartabat ini.
Pagi
ini suasana jalan menuju Istiqlal sudah cukup ramai, karena Lapangan Banteng
pun kerap dijadikan tempat upacara untuk pejabat dinas yang lain, begitu pula
Kementerian Agama kemudian Pertamina terlebih Istana Negara. Pagi ini cukup
ramai. Kamipun tak kalah sibuk dengan kegiatan pagi, kami berduyun-duyun menuju
lapangan Masjid Istiqlal untuk mengikuti Upacara Hari Kemerdekaan RI ke 71.
Upacara
yang dihadiri oleh seluruh peserta didik dari KB/RA, MI, MTs dan MA Istiqlal,
Dewan Guru dan Karyawan serta pemegang amanah Yayasan Istiqlal Indonesia turut
hadir mensukseskan upacara pagi ini.
Bertindak
sebagai Pembina upacara adalah Bapak H. Subandi
Berikut
pidato yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang disampaikan oleh Pembina Upacara:
MENTERI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PADA
UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-71 KEMERDEKAAN
REPUBLIK INDONESIA DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2016
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh,
Selamat Pagi, dan Salam sejahtera bagi
kita semua.
Alhamdulillah,
marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena pada hari ini kita diberi karunia sehat wal’afiat dan dapat merayakan 71
tahun kemerdekaan Negara kita tercinta, Republik Indonesia, di mana pun kita
berada.
Tepat
71 tahun yang lalu, lagu kebangsaan menggetarkan pengibaran bendera pusaka di
langit biru Ibu Pertiwi, sebagai penanda lahirnya Negara Republik Indonesia.
Negara kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yang terbentang
di sepanjang khatulistiwa dengan keragaman etnis budaya, bahasa, flora dan
fauna yang tersebar di 17 ribu pulau, yang dipersatukan oleh kesadaran
mewujudkan cita-cita bersama.
Satu dari empat cita-cita mulia yang ingin diwujudkan Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Para peserta upacara yang saya hormati,
Upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa telah kita lakukan secara gotong royong tanpa
mengenal lelah dan tidak akan pernah berhenti. Pada saat memproklamasikan
kemerdekaan 95% penduduknya buta huruf, saat ini bangsa Indonesia telah berhasil
membalik keadaan menjadi 96% melek huruf. Tidak banyak negara yang bisa
mengatasi buta huruf secepat Indonesia.
Saat
ini tugas mendesak dunia pendidikan memastikan setiap anak Indonesia memiliki
keterampilan yang dibutuhkan untuk menang di abad 21. Untuk itu, ada tiga hal
yang mendesak yang harus dilakukan sesuai amanat Nawacita.
Pertama, membekali anak-anak Indonesia dengan pendidikan karakter agar
bisa beradaptasi pada lingkungan global
yang dinamis dan beragam. Pendidikan karakter bukan hanya tugas sekolah, namun
juga masyarakat dan keluarga.
Mari
kita jadikan sekolah sebagai rumah kedua dan sebagai taman belajar yang menyenangkan.
Mari kita tumbuhkan kebiasaan baik pada setiap anak Indonesia. Mari
kita tumbuhkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara sekolah, masyarakat
dan keluarga.
Pendidikan
berawal dari keluarga dan orangtua adalah guru sekaligus sebagai panutan bagi
anak karena sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Di lingkungan
keluarga nilai-nilai kasih sayang harus ditumbuhsuburkan, sementara di sekolah perlu
dibangun dan dikembangkan karakter sosial anak. Karena itu sinergi yang harmonis antara orang tua dengan sekolah adalah kunci suksesnya pendidikan anak.
Kedua, memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa ada diskriminasi,
mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu secara merata di seluruh wilayah
Indonesia. Kesenjangan layanan pendidikan harus diperkecil. Untuk itu kami
mengajak sekolah, pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan bahwa semua
anak dan siswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan Kartu Indonesia
Pintar (KIP) agar dapat melanjutkan pendidikannya paling
sedikit 12 tahun.
Negara
juga sedang memperluas ketersediaan layanan pendidikan di daerah-daerah
tertinggal, terluar, dan terdepan dengan membangun sekolah garis depan. Saat
ini negara melakukan rehabilitasi sekolah yang rusak berat, serta memenuhi
sarana/prasarana untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Ketiga, memastikan bahwa lulusan sekolah memiliki keterampilan yang
diperlukan untuk memasuki dunia kerja serta bisa memenangkan persaingan
regional dan global. Karena itu, Nawacita mengamanatkan pentingnya pengembangan
pendidikan vokasi yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Saat ini,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang merevitalisasi pendidikan vokasi
dengan melibatkan peran serta pemerintah daerah dan industri.
Para siswa yang saya cintai,
Tahun
2045 kita akan memperingati 100 tahun kemerdekaan. Kami percaya bahwa di pundak
kalian lah bisa kami titipkan tugas membawa Indonesia ke puncak kejayaannya.
Teruslah belajar, teruslah mengejar cita-cita. Kalianlah Generasi Emas 2045
itu.
Dirgahayu Republik Indonesia
Jayalah dunia pendidikan dan kebudayaan
Jayalah negeriku, jayalah Indonesia
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Jakarta, 17 Agutus 2016
Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P.
Alhamdulillah...Upacara Kenegaraan bagian Istiqlal ini berjalan dengan khusyuk.
Yukk... kembali ke Madrasah lagi karena panasnya mulai terik...
Bahagia bangettttt,,,, selesai upacara langsung pulangggggggggg...................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar