Bukan
ingin menertawakan kebodohanku hari ini, aku hanya ingin berbagi cerita lucu
yang membuatku tertawa. Hahaha
Tanpa
aku rencanakan, setelah lelah melakukan aktifitas mengajar di MI Istiqlal, aku
bergegas pulang. Sore itu bahkan terlalu sore aku baru bersiap untuk pulang,
tiba-tiba kepanikan menguasai diriku saat aku tidak menemukan kunci motor yang
biasanya aku masukkan ke dalam saku jaket motor. Sayangnya hari ini aku tidak
memakai jaket yang ada saku nya. Oo My God!!!
Aku
tidak bisa menahan kepanikanku saat itu, berfikir hanya sedikit dan
mengira-ngira merunutkan kejadian awal dari pertama masuk ke gerbang Masjid
Istiqlal dan tiba di parkiran hingga sampai di kantor MI Istiqlal. Dan langkah
pertama yang aku lakukan adalah berharap kunci motorku tergantung di motor
untuk yang kesekian kalinya di parkiran ! hadehh (tepok jidat!!)
Sepanjang
jalan menuju parkiran aku masih dalam suasana panik, sesampainya diparkiran aku
mendapati motorku yang bersih, suci tanpa kunci yang tergantung yang biasa aku
lakukan, hufhtttt….
Kepanikanku
bertambah, Pak Ade sang juru parkir yang aku hormati pun dan berharap segalanya
kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan dengan motorku, berkali-kali meyakinkan
kalau tidak melihat kunci di motor aku, sampai bersumpah “Demi Allah” dan
menanyakan perihal tersebut ke beberapa rekan di parkiran yang juga tidak
melihat.
Aku
mencoba mencari-cari lagi di tas ku, berkali-kali aku rogoh dan dengan yakinnya
kalau kunci tersebut tidak berada di dalam tas ku. Lantas aku kembali lagi ke
Madrasah berharap ada yang tertinggal di sana, mungkin di lemari kantor
meskipun aku sudah mencarinya tadi.
Beruntung
masih ada Bu Dina di kantor meskipun dia juga bergegas pulang, melihat aku
dalam keadaan kesulitan Bu Dina berempati menemani kepanikanku. Aku berusaha
menelpon Mama dirumah dan Adikku bolak-balik berkali-kali hanya ingin
menyampaian kesulitan yang aku rasakan sampai timbul perencanaan-perencanaan
untuk pulangnya, aku bingung seandainya kunci itu benar-benar hilang atau jatuh
di jalan sepanjang menuju Masjid, lalu bagaimana aku pulang. Bu Dina siap
menemaniku jika aku pulang naik kereta, Bu Dina bahkan siap meminjamkan aku
kartu Trans Jakarta, siap pula menemaniku hingga maghrib sambil menunggu adikku
jika pada akhirnya perencanaan untuk mengantarkan kunci penggantinya ke Masjid.
Ahhhh…. Perencanaan anehh.
Aku
belum menemukan jawaban, rasanya aku ingin bercerita dengan someone ku yang kebetulan sedang berada
di Surabaya. Setidaknya aku akan mendapat sedikit embun darinya namun tidak
beruntung panggilanku tak terjawab. Hufthhh… Positive thinking aja deh mungkin dia sedang ada urusan secara aku
juga teleponnya menjelang maghrib gitu.
Masih
dalam usaha pencarian, Bu Dina menemaniku dan berusaha memberi solusi-solusi.
Kebetulan pegawai Madrasah hingga sore hari masih berada di lantai plaza Masjid
Istiqlal untuk mempersiapkan acara Manasik Haji Madrasah Istiqlal esok pagi.
Dengan menenteng sandal kesayangan hadiah dari sahabatku Nisa. Aku menuju ke
lantai plaza. Setiap orang yang kutemui segera kutanya berulang-ulang dan
jawabannya nihil, mereka malah lebih senang bercandain aku. Hemmmm
Lemasss
sekali, capekk seharian ditambah masalah ini!. Pasca itu aku hampir berencana
untuk meninggalkan motor di sini saja dengan pinjam gembok madrasah lalu aku
pulang. Ahhh aku bingung. Kebingunganku bertambah saat aku tidak menemukan
sandal yang tadi aku letakkan entah di mana. Maaf ya Nis aku menghilangkan
sesuatu yang berharga darimu. Haha lebay. MasyaAllah….. Bu Dina sampai rela
balik lagi ke tempat tadi untuk mencari sandalku. Tapi nihil!
Masalahku
belum selesai. Bu Dina mengajakku bertanya kepada satpam Masjid, tapi mereka
tidak tahu dan menyarankan bertanya ke bagian Humas Masjid. Aihhhhh….. di Humas
kan ada Pa Abu. Aku malu ah kalau ketauan Pa Abu. Tapi Bu Dina yang
memberanikan diri untuk bertanya. Hemmm akhirnya Pa Abu tahu juga
permasalahanku, beliau malah kasih ide ngaco, motor aku bobol aja kuncinya,
hadehhh! Sambil tertawa!.
Lalu
saat aku kembali ke Madrasah dan hampir dengan keputusan akhir akan pulang
dengan kereta sedangkan motorku di gembok dengan gembok pinjaman dari Pa Anwar
(Security Madrasah). Tiba-tiba Pa Abu
datang menawarkan untuk pulang bareng bersamanya. Ya Allah… syedihhh…. Ternyata
masih ada orang-orang baik di sekelilingku. Huhu….
Aku
dan Bu Dina bergegas pulang menuju parkiran bersama Pa Anwar yang membawa
gembok besar dan segulungan kunci Madrasah yang aku lihat sangat ruwet seruwet
sore itu.
Setibanya
di parkiran, aku mengambil tas yang aku titipkan di Pa Ade dengan mengenakan
sandal milik nisa yang aku pinjam ambil dari loker. (maaf ya nis belum bilang! Urgent).
Hemmm…
aku hanya membuat orang-orang di sekitar repot, tertawa.. ahhh
Alhamdulillah
Allah masih memberikan kemudahan untukku pulang. Di perjalanan Pa Abu bercerita
macam-macam ke kami soal studi nya, soal Masjid dll. Aku pun tak lupa memberi
kabar ke someone melalui WA (whatsapp).
Sampailah
aku di rumah, terimakasih Pa Abu sudah menawarkan tumpangan ke aku. Hingga aku
bisa dengan nyaman dan selamat pulang ke rumah.
Ku
ketuk pintu rumahku, kedatanganku disambut oleh mama dan adikku, saat masuk ke
rumah aku hanya bisa duduk dengan lemas, enggan bercerita dan hanya lelah yang
aku rasa. Seketika adikku langsung merebut tas ku dan tanpa banyak bicara
berusaha mencari sesuatu di dalamnya. Aku berkali-kali bilang “gak ada dek, gak
ada!”. Sambil enggan mencari. Tapi tahukah teman-teman, aku terkaget dan lemas
saat mendapati kunci motorku ada di dalam saku tas lapisan ke tiga!. MasyaAllah………………..
hahahaha. Aku terlihat bodoh di depan mama dan adikku. Maaf…maaf… sudah banyak
yang direpotkan. Termasuk kamu saat malamnya aku berbagi cerita dengan someone ku perihal ini. Hemmmmm ^o^
Lelah
sekali hari ini……….
Ceritanya
pun melelahkan………
Tapi
tetap indahhhh………
#bodoh
#Hahaha
Friday,
September 18th 2015th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar