Merupakan salah satu agenda penting dalam sebuah organisasi yang harus dilaksanakan. Proses
tongkat estafet perjuangan yang sangat menentukan demi kemajuan organisasi yang
diampu. PMII UNIAT adalah salah satu Komisariat yang ada di Jakarta Selatan
yang sudah cukup kenyang dengan sejarah perjuangannya, terbukti dengan
keberadaan kepengurusannya yang hingga saat ini sudah sampai diumur 37. Tentu
angka 37 tidak serta merta memudahkan para kader PMII UNIAT dalam
mempertahankan organisasi. Ada masa dimana kader PMII UNIAT begitu menggebu
menjalankan roda organisasi dan adapula masa yang sebaliknya, namun
berbahagianya aku saat ini adalah karena masa kini kader PMII UNIAT sedang
menunjukkan kreatifitasnya, dinamika politik dalam berorganisasi yang semakin menantang membuktikan bahwa mereka mampu untuk maju dan
berkembang dengan membawa panji-panji organisasi PMII UNIAT yang telah dibawa
lebih dahulu oleh para pendahulunya.
Malam mingguku menjadi
berwarna ketika ayahku bersedia mengantarkanku ke Pondok Pesantren
Al-Wathoniyyah Pusat Klender Jakarta Timur, tempat dimana kegiatan RTK
diselenggarakan. Ketua penyelenggara acara ini adalah Irfan yang merupakan tuan
rumah dari keluarga Yayasan Al-Wathoniyyah Pusat. Beruntung ada ketua yang
bersedia memberikan fasilitas yang cukup memadai dengan kenyamanannya sehingga acara bisa berjalan dengan lancar.
Tiba di tempat acara
ternyata bersamaan dengan kegiatan perkemahan anak-anak Pramuka dari sekolah MI
(Madrasah Ibtidaiyah) yang berada di lokasi tetapi hal tersebut tidak
berpengaruh dengan kegiatan RTK.
Hadir di sana Bang
Syarif, Bang Acang
KNPI Jakarta Utara dan Bang Said IPNU DKI Jakarta. Mereka juga merupakan
keluarga besar dari PMII UNIAT. Beruntung banget bisa dihadiri oleh mereka,
kami saling berbincang apa saja, pastinya banyak info-info dan cerita menarik
yang mereka bagi untukku dan teman-teman.
Di tembok yang berbeda,
sahabat-sahabat PMII UNIAT sedang melaksanakan Sidang Komisi meskipun
sebelumnya aku sempat harus memberikan arahan tentang bagaimana sidang ini bisa
berjalan. Hemmm... seperti terulang kembali beberapa tahun yang lalu dalam
moment yang sama saat
aku baru bergabung di PMII UNIAT. Persis...
Aku berniat untuk menginap
malam ini, sementara abang-abang yang lain satu-persatu pulang karena beberapa
dari mereka sudah berkeluarga jadi lebih prioritas waktu untuk keluarga.
Selalu ada keceriaan dan
kebersamaan disaat menjelang istirahat malam. Di kamar yang sudah disediakan
untukku ada Dede (Ketua Demisioner PMII UNIAT), Adikku dan Irfan (Ketua
Pelaksana) menemani canda dan tawa kami. Hemmm.... bahagianya masih bisa
tersenyum dan tertawa.
Menjelang subuh aku
bergegas pulang bersama adikku terlebih dahulu untuk mengerjakan tugas rumah
dan sekedar beristirahat, secara rumahku dekat dengan lokasi jadi tidak cukup
sulit mengambil celah itu.
Ba’da Zuhur aku kembali
lagi ke lokasi acara RTK dan di arena sedang berlangsung sidang pembacaan tata
tertib pemilihan bakal calon ketua PMII Komisariat UNIAT. Sungguh sebuah
kebanggaan bagi kami karena baru di acara RTK PMII UNIAT ke XXXVII ini terlihat
antusias tinggi dari para kader yang saling berlomba untuk menjadi yang terbaik
dalam sebuah pemilihan ketua. Sebut saja Ahmad Fadhilah atau yang lebih dikenal dengan Acil, kemudian
Arbi, Yudha, Rian dan Alvin. Mereka adalah calon kandidat yang akan dipilih
dalam RTK.
Sebelum proses
pemilihan, dilaksanakanlah debat kandidat setelah sholat dzuhur dan aku sendiri
yang berperan sebagai moderator. Kesempatan yang sangat jarang aku temui,
lagi-lagi aku merasa sangat beruntung dapat menjadi bagian dari sejarah ini.
Prosesi debat kandidat pun berjalan selama kurang lebih satu setengah jam yang
dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama :
Aku memberikan sebuah statement
singkat yang berlaku untuk semua kandidat lalu setiap kandidat wajib menjawab statement tersebut dengan waktu yang
sudah ditentukan. Sesi kedua : Aku
melemparkan sebuah pertanyaan yang berlaku untuk semua kandidat lalu setiap
kandidat wajib menjawab pertanyaan tersebut setelah itu audiens diberikan
kesempatan untuk bertanya kepada calon kandidat berdasarkan pertanyaan yang
disampaikan oleh moderator. Sedangkan sesi
ketiga : Aku menyajikan sebuah konflik kepada semua kandidat lalu setiap
kandidat memberikan tanggapan terhadap konflik tersebut, nahh di bagian ini
kandidat boleh membantah, menyetujui
atau merespon jawaban dari sesama kandidat tanpa harus menjatuhkan.
Fuhhh…. Tentunya proses
debat kandidat ini berjalan dengan sukses dan seru. Hihihi. Sangat terlihat
sekali antusias dan semangat dari para kandidat dan juga sahabat-sahabat
audiens.
Tibalah pada saat
pemilihan, proses perhitungan suarapun berjalan. Sempat terjadi kekeliruan yang
akhirnya melibatkan Aku dan Bang Azis untuk menyelesaikannya dan akhirnya
terpilihlah Ahmad Fadhilah atau yang lebih akrab dipanggil Acil sebagai Ketua
PMII Komisariat UNIAT ke XXXVIII.
Menjelang Maghrib acara
ditutup dengan penuh khidmat dan mengharukan. Akhirnya sejarah ini diakhiri
dengan keseruan kami yang saling mengotori diri dengan telur dan terigu di
detik-detik adzan Maghrib. Hahaha. MasyaAllah…
Sekali lagi selamat
yang Acil semoga menjadi pemimpin yang amanah dan bisa membawa nama baik PMII
UNIAT ke kancah yang lebih maju dan berwawasan luas. Aamiin
20 - 21 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar