Rasa lelah yang sejak siang
tadi aku rasa seakan tiada berarti ketika aku ingat bahwa malam ini aku akan
bertemu dengan sahabat-sahabat kesayangan waktu kuliah. Meskipun lagi-lagi yang
hadir hanya segelintir saja karena alasan klasik mereka sebagai orang tua baru
yang memiliki kesibukan masing-masing, namun akupun tidak menyalahi yang
demikian, bagiku ini adalah silaturahim yang membahagiakan apalagi spesial
untuk hari ini aku akan bertemu Mba Riza bersama dengan suami dan anaknya dari
Jepara yang sedang liburan di Jakarta.
Mba Riza adalah salah satu
dari sahabatku semasa kuliah yang sudah aku anggap seperti kakak sendiri, entahlah
mungkin karena banyaknya moment yang kami lakukan bersama waktu itu, terlebih
saat kami terlibat dalam proyek PPL 2 di Madrasah Sa’adatuddarain Mampang
Prapatan, Jakarta Selatan dan KKL di Leuwiliang, Bogor Jawa Barat dan moment yang sangat aku ingat sampai saat
ini adalah ketika kami pergi ke Pare, Kediri Jawa Timur untuk belajar Bahasa
Inggris di Kampung Inggris Pare meskipun hanya dua minggu. Hihihi. Perjuangan
yang luar biasa bagiku, untuk meminta izin orang tua saja harus menunggu
beberapa tahun sampai akhirnya aku pernah berikrar dalam hati bahwa jika aku
pergi ke Pare Kediri bersama dengan laki-laki maka dia akan menjadi suami aku
sedangkan kalau aku pergi bersama perempuan maka dia akan menjadi saudara aku.
Hehehe. Perjanjian pribadi yang anehh... takdirpun mengirimkan Mba Riza menjadi
kawan aku dalam bepergian. Kecup kangen ya mba...
Ba’da Sholat Maghrib dan
memanjatkan doa, aku bergegas pergi menuju tempat meeting point nya yaitu di Mall Kalibata Jakarta Selatan. Dengan
mengendarai roda dua sendiri aku merasa nyaman menyusuri jalan Kota Jakarta
yang cukup lumayan padat.
Aaaaaa.......peluk hangat
mba za (panggilan akrabku), wajah tanah jawa hadir di hadapanku. Di Restoran
Bumbu Desa itu sudah hadir Ibu Kusriyah, Mba Riza, Suami dan anaknya (Ahza).
Kamipun menyantap sajian makanan yang ada di Restoran tersebut, setelah selesai
makan, begitu banyak hal yang kami perbincangkan mulai dari masalah cinta,
karir dan kehidupan. Sesungguhnya aku belajar dari pengalaman hidup mereka
bahwa terkadang kebahagiaan itu tidak hanya terbungkus dengan nama keindahan
atau kelimpahan materi namun kebahagiaan itu terbungkus atas dasar perasaan
syukur yang ada dalam diri setiap insan. Semoga pertemuan kita tidak berhenti
sampai di sini ya kawan...
Belum ada kesepakatan lagi
kapan kami akan bertemu kembali, namun yang pasti aku berharap akan ada moment indah setelahnya. Aamiin.
Setelah tahun baru nanti mba za akan kembali lagi ke Jepara
bersama keluarga kecilnya. Hati-hati di perjalanan ya mba... doamu dan harapanmu
adalah kebahagiaan bagi Aku, semoga Aku dapat segera mengaplikasikannya, tentu
dengan menggapai ridha dariNya.
Wednesday, December 30ty 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar