Tes

Jumat, 18 Juli 2014

Aku ingin berbicara soal "Cinta"




Terkadang terlintas dalam fikiranku sendiri, wanita sepertiku selalu dianggap penggalau terlebih soal cinta, tanpa disadari seorang wanita sebenarnya sangat nyaman ketika bicara soal cinta. Entahlah mungkin ini juga dirasakan oleh kaum lelaki tetapi yang pasti aq sebagai wanita sangat mengagumi cinta. Dan sejak saat itu aku tidak peduli orang beranggapan aq penggalau cinta, mengapa? karena memang sejatinya wanita butuh cinta dan tak dipungkiri aq tidak ingin malu-malu lagi bicara soal cinta.
Mungkin dahulu aq bukan wanita yang cukup beruntung atau sukses dalam urusan cinta, karena itu pula sekarang aq sangat fokus untuk pembicaraan yang satu ini, jika orang lain sangat dengan mudahnya menjalani cinta khususnya terhadap pasangan lawan jenis dengan segala lika-liku yang sudah mereka lewati bersama, maka hal yang seperti itu baru aq mulai sekarang.

Sungguh, aq benar-benar harus menghadapi persoalan cinta itu mulai saat ini, padahal dahulu hal yang seperti ini aq hindari, aq terlalu malu dan sungkan untuk memiliki rasa cinta terhadap lelaki, aq terlalu takut dengan segala rasa yang mungkin nantinya aq rasakan, aq terlalu naïf karena waktuku akan tersita untuk memberi perhatian kepada seorang lelaki. Tetapi itu pertimbangan yang sudah lama terlewati, namun justru aq sangatt berterimakasih kepada Allah dan berbahagia karena telah melewati masa itu dengan suka cita. 

Sampailah pada saatnya aq diperkenalkan dengan cinta, cinta yang dimaksud bukanlah cinta pertama, karena aq merasa sudah pernah merasakan apa itu cinta pertama dan cinta monyet, dulu saat masih kecil dan itu hanya sekedar mengagumi dengan segala rasa yang tercipta dari seorang anak-anak. Yang aq maksud adalah ketika pertama kali aq menjalin cinta dengan seorang lelaki. Lagi-lagi kisah itu hanya berlangsung dalam waktu yang cukup singkat tapi entah mengapa memori yang tercipta selalu saja kenangan pahit yang dilakukan oleh laki-laki yang pernah menjalin hubungan denganqu dan itupun sangat membekas, soal kesetiaan dan kejujuran menjadi point penting pelajaran yang aq ambil.

Bahagia ataupun sedih itu wajar, aq baru bisa bicara seperti itu sekarang! Karena memang aq harus melewati masa itu seperti juga orang lain yang lebih dahulu melewati masa tersebut, tetapi bukan berarti aq menginginkan kesedihan disetiap hubungan, setiap pasangan pasti ingin memiliki hubungan yang harmonis, yang didasari dengan cinta yang saling menghargai, menghormati, menyayangi dan mencintai, namun ternyata hal itu tak semudah yang kita bicarakan.

Seperti halnya orang yang sedang berikhtiar dalam urusan cinta, maka aq pun pernah merasakan itu, saat dikenalkan atau bahkan dahulu saat ingin dijodohkan dengan seseorang sungguh dengan berjuta rasa yang ada pada saat itu, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, buatqu ini menjadi pelajaran hidup yang penting, bahwa tak semua lelaki bisa jatuh hati dengan kepribadian yang ada dalam diriku, ternyata ada juga yang tak sesuai dengan kriteria si lelaki, aq jadi lebih menyadari bahwa tak semestinya aq sebagai wanita menganggap diri sempurna, karena ternyata kesempurnaan di mata lelaki itu berbeda-beda.
Maka berdirilah aq sebagai seorang wanita apa adanya, wanita itu mahal? Aq jawab iya dan aq sedang berjuang untuk hal itu, mahal bukan dari materi, tapi lebih kepada attitude atau akhlak. Sulitt? Iyaa sangattt sulitt, tapi itu harus aq jalani dan perjuangkan.

Dan sesungguhnya aq berharap laki-laki akan memahami konsep tersebut, supaya mereka bisa lebih menghargai wanita secara seutuhnya, baik dari segi fisik maupun hati.
Jika sudah sampai sana, dan hati sudah terpaut dengan seorang lelaki, maka yang dibutuhkan adalah keberanian, aq yakin wanita ingin sekali diperjuangkan, ingin sekali dibela dalam hal apapun, ingin sekali diharapkan, tetapi lagi-lagi cinta itu tak sempurna yang kita bayangkan, cukup dengan saling memahami maka semuanya akan bisa kita terima. 

Soal keberanian tanyakan saja pada laki-laki, entahlah aq tak bisa menjawab untuk urusan itu, karena wanita sejatinya dipilih dan bukan memilih, hanya bisa menentukan atas pilihan tersebut. dan karena wanita menunggu takdirnya untuk dipinang atas keberanian sang lelaki yang dicintainya.
Aq teringat dengan sebuah kata-kata yang serupa dengan ini :

“Cinta tak pernah meminta untuk menanti, seperti Imam Ali AS. Ia mempersilakan atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan, yang kedua adalah keberanian”

Dan akhirnya aq mencapai kesimpulan bahwa jodoh itu misteri, namun dibalik misteri tersebut terdapat sebuah pembelajaran untuk terus berikhtiar mencapai pada kata jodoh.

2 Ramadhan 1435 H