Tes

Minggu, 26 Juni 2016

Mapaba PK PMII UNJ (Universitas Negeri Jakarta) di Gedung Sarbumusi NU



Sedikit gak enak badan, mungkin efek tadi malam kali yahh… hemmm masih butuh tenaga ekstra nih untuk menyelesaikan rangkaian agenda sebelum Konkoorcab. Aku diundang untuk menyampaikan materi tentang Korp PMII Putri (Kopri) pada acara Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII Komisariat Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang dilaksanakan di gedung sekretariat Sarbumusi Matraman.
Ba’da Zuhur aku bergegas menunaikan tugas meski badanku mulai terasa tidak nyaman. Bismillah… pelan-pelan aku mengendarai roda dua yang dengan setia menemaniku disetiap perjalanan.
Sudah berkumpul di sana para peserta dan panitia Mapaba. Peserta Mapaba kali ini berjumlah kurang lebih 50 orang dengan didominasi oleh kaum laki-laki dari berbagai tingkatan semester pendidikan. Ada yang masih semester 2 adapula yang masih semester 4. Tentunya mereka adalah kader-kader PMII yang berkualitas, kritis dan berpendidikan.
Melia sebagai Ketua Komisariat UNJ telah berhasil mengajak mereka untuk bergabung dengan PMII, sebuah organisasi besar yang kami ikuti. Akhirnya selama kurang lebih satu jam aku mengisi materi tentang “Kopri”, bahagia rasanya bisa bertatap muka dengan mereka, para pemuda/i yang berjiwa muda dengan semangat keislaman yang tinggi.
Dan perjalananku tidak berhenti sampai di sini, aku melanjutkan perjalanan ke Sekretariat PKC PMII DKI Jakarta di Utan Kayu untuk persiapan Konkoorcab. 


 Saturday, April 30ty 2016

MC Pembukaan Konkoorcab (Konferensi Koordinator Cabang) VI PKC PMII DKI Jakarta




Malam kemarin Aku dan Astrit baru saja bertemu dengan sahabat-sahabat PKC PMII DKI Jakarta di Sekretariat dalam rangka menyusun LPJ untuk kegiatan Konkoorcab (Konferensi Koordinator Cabang) yang akan dilaksanakan esok harinya.
Malam ini selepas sholat Maghrib dan dengan stamina yang tersisa, Aku menuju lokasi acara pembukaan Konkoorcab PKC PMII DKI Jakarta yang terletak di Gedung Pramuka Menteng, Jakarta Pusat. Bayangan fikiranku hanya berharap agar bisa segera melewati malam ini dengan sempurna dan segera pulang lalu berpelukan dengan guling kesayangan. Aahhh bayangan ituu… hihi
Fuihhh…Akhirnya tiba juga di lokasi acara. Acara yang direncanakan mulai pukul 19.00 WIB ternyata molor akut. Hadehh… yang pasti ini bukan murni kesalahan panitia namun memang dari pihak gedung belum bisa membuka aula untuk acara karena di hari yang sama aula tersebut baru saja dipakai oleh orang lain dan baru bisa dirapihkan setelah Maghrib. Hemm…
Setibanya di lokasi acara, ternyata sudah hadir KH. Nuril Huda. Subhanallah mereka tuh bener-bener mencontohkan hal baik ke kita tapi mungkin kami belum bisa tampil dengan baik, yaa namanya juga proses untuk menjadi baik.
Semakin malam tamu yang hadir semakin banyak dan akhirnya acara resmi dibuka pada sekitar pukul 20.00 WIB. Aku bertindak sebagai MC, awalnya aku fikir bentuk acara ini seperti majlis karena direncanakan ada dzikir tahlilnya, jadi aku bersiap dengan kostum yang mirip dengan acara pengajian dan tanpa sepatu berhak tinggi. Ternyata yang terjadi adalah acara ini resmi dengan tatanan kursi yang rapih dan tanpa dzikir tahlil karena waktu yang tidak memungkinkan. Hadehh… akhirnya aku menutupi diri dengan almamater kebanggaan PMII meskipun harus pinjam sama Faikar dan berpasrah mengenakan sepatu apa adanya, beruntung kakiku tertutupi dengan dress yang panjang. Hehe
Tema acara ini adalah “Harlah PMII ke 56 dan Konferensi Koordinator Cabang ke VI PMII DKI Jakarta” yang dibuka dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh kader dari PK. PMII UIA yaitu Sahabati Nita. Alhamdulillah …. Syahdunya lantunan quran yang dibacakan oleh Nita mampu membawa ketenangan untuk melangkah terus ke acara selanjutnya. Kami pun berdiri seraya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars PMII yang dipimpin oleh Sahabati Ai Jamilah yang merupakan ketua PK. PMII UIC.
Testimoni pun berjalan, dimulai dengan sambutan ketua panitia yang disampaikan oleh Sahabat Johan Ali, kemudian sambutan ketua umum PKC PMII DKI Jakarta yaitu Sahabat Mulyadin Permana dan ketua umum PB PMII yaitu Sahabat Aminuddin Ma’ruf. Dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan Kesbangpol DKI Jakarta yang disampaikan oleh Bapak Taufan Bakri, kemudian sambutan kembali dari Staf khusus Pangdam Jaya yang disampaikan oleh Kolonel Kafalery Andi Darmawangsa dan sebagai pembuka acara sekaligus sambutan disampaikan oleh Ketua Mabinda PMII PKC DKI Jakarta yaitu Sahabat Khatibul Umam Wiranu.
Acara resmi dibuka dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang menandakan kesyukuran dalam Harlah PMII yang ke 56 lengkap dengan doa yang dipimpin langsung oleh KH. Syamsul Ma’arif.
Tibalah kita pada acara inti yakni tausiyah pergerakan yang disampaikan oleh Bapak KH. Nuril Huda yang merupakan salah satu pendiri PMII. Malam ini beliau begitu banyak memberikan ilmu kepada kita semua, pengalaman hidupnya, pesan moralnya dan tindakannya menjadi bukti bahwa beliau pantas menjadi contoh bagi kami. Ada statement2 yang aku ingat keluar dari mulut beliau:
-          Hidup bukan untuk makan tetapi hidup untuk berjuang
-       Banyak orang tua menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren karena pendidikan Agama yang harus didahulukan
-        Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya karena waktu hanya ada tiga, waktu yang telah lewat, waktu sekarang dan waktu yang akan datang
(KH. Nuril Huda)

Alhamdulillah…semua berjalan dengan lancar, terimakasih juga untuk para senior yang sudah hadir. Ucapan terimakasih untuk Abang Imdadun Rahmat, Bapak Sudarto (Bendahara IKA PMII DKI Jakarta), Abang Juri Ardiantoro, Abang Uchok Sky Khadafi, Bapak Yana Supriatna dan Abang Addin Jauharuddin.


Diakhir acara aku juga bertemu dengan Teh Ai Rahma (Ketua PB KOPRI) yang sedang berbadan dua dan sahabat2 PMII UNIAT.





Pukul 23.00 WIB aku segera meluncur pulangggggggggg….
Alhamdulillah…
Semoga acara besok dilancarkan. Aamiin

Friday, April 29th 2016

Nonton Bareng “Surat Cinta untuk Kartini” bersama “Wardah” dan Sahabati KOPRI PMII



Malam ini bener-bener jadi “wonder woman” hahaha.
Undangan nonton bareng “Surat Cinta untuk Kartini” yang diselenggarakan oleh Wardah cosmetic yang disampaikan oleh Kak Istie atas nama PB KOPRI akhirnya terlaksana hari ini. Aku membuat janji bersama dengan Miranda. kami sepakat hari senin sekitar pukul 17.00 WIB kami bertemu di Masjid Istiqlal karena lokasinya di Plaza Senayan XXI. namun rencana yang sudah dirancang sedemikian rupa tetiba jadi berantakan, jadwal main film digeser ke Blok M Square XXI dan ternyata Miranda pun baru bisa pulang dari kantor jam 17.00 WIB. Alhasil aku harus menunggu di Istiqlal terlebih dahulu kemudian setelah sholat Maghrib bergegas bertemu Miranda di Jl. Salemba menuju lokasi dengan sisa waktu yang ada karena filmnya akan main jam 19.15 WIB.
Ya ampyunn... bener2 dikejar waktu, lepas sholat Maghrib roda duaku langsung meluncur ke Jl. Salemba untuk bertemu Miranda bersama temannya yang juga pengurus PB KOPRI namanya Teh Yoma. Oke kami masih punya waktu kurang lebih 40 menit untuk sampai ke lokasi.
Dengan kecekatan dan kecepatan yang luar biasa, kami beriringan menembus lalu lintas jalan raya yang cukup padat karena tepat dengan jam pulang kantor. hemm,,, kami cuma bisa senyum aja berfikir punya rencana kedua jika pada akhirnya terlambat untuk nonton bareng. hahaha
Beruntung dan bersyukur bangett akhirnya kami sampai di lokasi Blok M Square XXI dengan selamat sentosa, meskipun harus nyebrang dulu karena salah tempat. hihi. kami tiba dilokasi tepat ketika film baru saja diputar, yaa setidaknya tidak terlalu terlambat dan bisa mengikuti alur cerita dari awal. sempat bersua dengan sahabati2 PB KOPRI yang lain, ada Mba Susianah Affandy juga and tentunya Kak Istie yang tetap semangat meskipun sedang hamil tua.
Film “Surat Cinta untuk Kartini” merupakan sebuah cerita fiksi dengan latar belakang sejarah seorang pejuang wanita bernama Raden Ajeng Kartini. Film ini lebih mengedepankan kisah cinta seorang tukang pos di Jepara yang diperankan oleh (Chicco Jerikho) sebagai Sarwadi dan peran RA. Kartini oleh (Rania Putri Sari), Tukang Pos ini jatuh cinta kepada Kartini karena sifat rendah hati yang ada dalam diri Kartini meskipun dia berasal dari kaum ningrat dan semangat belajarnya dalam rangka berjuang mengangkat harkat, derajat dan martabat wanita.
Menurutku kisah ini sangat inspiratif untuk kaum wanita. Terkhusus bagi para wanita yang tetap semangat dalam memperjuangkan hak-haknya dan terus menuntut ilmu hingga akhir hayat.
Film pun selesai dalam durasi kurang lebih 2 jam, legaa sekalii bisa menyelesaikan hari ini dengan membawa oleh-oleh cerita yang sangat inspiratif. Kami melewati pertokoan yang sudah sepi penjual karena memang sudah malam.
See you next time Miranda…   



Monday, April 25th2016