Tes

Kamis, 20 November 2014

Kunjungan tema “Hari Pahlawan” ke Monumen Pancasila Sakti


Pencipta Lirik dan Lagu : L. Manik
“Satu Nusa Satu Bangsa”

Satu nusa
Satu bangsa
Satu bahasa kita
Tanah air
Pasti jaya
Untuk Slama-lamanya
Indonesia pusaka
Indonesia tercinta
Nusa bangsa
Dan Bahasa
Kita bela bersama

     Gemuruh suara lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” terdengar dari koridor Madrasah Ibtidaiyah Istiqlal di pagi yang cerah ini. Umi Rina bertindak sebagai pemandu acara sebelum keberangkatan kami ke Monumen Pancasila Sakti yang bertempat di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Satu Nusa Satu Bangsa menjadi pemersatu kami dalam memacu semangat Nasionalisme yang bertepatan dengan kunjungan tema pada bulan ini yaitu “Hari Pahlawan”. Aqpun merasa tidak sabar untuk segera sampai ke Monumen Pancasila Sakti walaupun bagiqu tempat tersebut tidak terlalu istimewa karena mungkin sering aq lalui, tapi aq percaya pasti nilai-nilai yang didapat akan bermanfaat untuk qu.

     Satu hal yang paling terekam dalam ingatanqu adalah ketika mendengar kata Lubang Buaya maka yang tergambar adalah “Rumah Penyiksaan” yang dulu ketika aq masih duduk di kursi Madrasah Ibtidaiyah pernah juga berkunjung bersama dengan teman-teman. Bagiqu itu menakutkan, mengerikan, dan menyeramkan. Aq belum mengerti arti dari pengorbanan yang dilakukan oleh Pahlawan Revolusi yang dengan titik darah penghabisan rela mengorbankan keluarganya, hidupnya, dirinya untuk Bangsa dan Negara ini. 

     Hari ini aq bersama dengan peserta didik MI Istiqlal kelas 1 sampai dengan kelas 6 akan berkunjung ke tempat para Pahlawan Revolusi kita yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan aq siap untuk mendampingi mereka, pun belajar memaknai kata Pahlawan itu sendiri dengan semangat Nasionalisme.

Aq and Ka Rosta sebelum berangkat menuju lokasi
                        
Yess ... satu Bus dengan mereka..


     Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam dari Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, kami tiba di Monumen Pancasila Sakti pada pukul 09.15 wib dan langsung menuju Pendopo lalu berjalan menuju Museum  Paseban untuk kemudian mengadakan acara seremonial sebagai sambutan selamat datang dan pemberian cinderamata dari MI Istiqlal untuk pihak Monumen Pancasila Sakti. Aq sendiri bertindak sebagai MC pembuka. Kami disambut dengan ramah oleh pihak Monumen meskipun ada beberapa perubahan  yang terkait dengan  guide acara yang sudah disepakati dengan kedua belah pihak namun kami berharap semua akan tetap berjalan dengan baik. 

    Perlu kita ketahui juga bahwa Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen     Pahlawan Revolusi itu diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Windu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan itu terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
  • Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
  • Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
  • Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
  • Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
  • Pengamanan Lanuma Halim Perdana Kusuma (2 Oktober 1965)
  • Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
  • Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
  • Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia (12 Maret 1967)
  • Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
     “Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya”.

     “Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka di culik, di siksa sampai akhirnya di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua”

     Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan lain-lain, namun sebelum kami menonton, kami diajak berkeliling dulu ke tempat-tempat bersejarah lainnya.

     Dengan mengenakan seragam Pramuka lengkap kami bersama-sama menuju ke rumah-rumah bersejarah dan tugu di mana para Pahlawan Revolusi diabadikan dengan sebuah patung. Dan kamipun duduk dibawah rindangnya pepohonan sambil mendengarkan penjelasan dari guide Monumen. 

     “Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi. yang berjuang mempertahankan ideologi negara  Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis”.

     “Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara adalah Bandara Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah”.

     “Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S). Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm”.

Foto : di Pos Komando

    Wahh,, menarik penjelasannya, itu baru sekelumit cerita, yukk kita cari tahu lagi bukti-bukti sejarah yang tertoreh ditempat ini. Kamipun beranjak berdiri dan mulai menyusuri satu persatu rumah-rumah atau bukti-bukti sejarah yang ada, menarik ketika aq masuk ke salah satu rumah yang dulu menjadi Pos Komando. Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tampat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca. Entah mengapa aq merasakan aura yang berbeda saat memasuki rumah tersebut walaupun hanya sekedar untuk mengambil gambar. Aq ucapkan Salam dan Basmallah seraya memohon perlindungan dari Allah dari hal-hal yang tidak diharapkan, aq hanya ingin mencoba memahami bahwa ini adalah saksi sejarah yang perlu dikenang meskipun terlihat sedikit mistis. Fuhh..

    Berjalan bersama anak-anak itu sangatt menyenangkan, apalagi satu bus dengan kawan yang seru, kebetulan aq ditempatkan di Bus 3 bersama Ka Rosta and Miftah. Meskipun dari pihak panitia inti (Miftah) ada sedikit trouble soal transportasi, tapi kegiatan ini harus tetap berjalan, aq fikir ini masalah yang harus benar-benar dievaluasi untuk hari kemudian, apalagi nanti ketika berikutnya aq mendapat tanggungjawab kegiatan yang lain. Semoga kepanitiaan akan lebih solid dan meminimalisir segala kekeliruan yang bisa terjadi. So aq mencoba menikmati perjalanan hari ini dengan segala rasa yang ada, aq percaya pasti akan ada nilai-nilai positif yang bisa aq ambil sebagai pelajaran hidup.

     Tibalah qt di “Rumah Penyiksaan” yang kala itu sangat aq takuti, pun sekarang aq masih merasakan nuansa yang sama, tetapi aq berusaha bersikap lebih tegar dihadapan anak-anak didikqu yang juga sepertinya terlihat meringis ketakutan saat menyaksikan diorama di dalamnya. Mungkin sekarang aq lebih bisa memaknai isi dari diorama yang terdapat di dalam Rumah Penyiksaan yang merupakan tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7  Pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.


      Di samping rumah penyiksaan kami menoleh ke sebelah kanan, di sana terdapat Sumur Maut. “ Sumur Tua ini adalah tempat membuang  7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo”.

     Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.

      Perjalanan kami berlanjut ke “Dapur Umum”, sang guide lihai sekali dalam memberikan informasi kepada kami. Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialih fungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut menghilang. Membayangkan itu semua aq merinding, PKI tanpa hati merampas harta yang bukan miliknya.


   Lalu kami menuju ke “Museum Pengkhianatan PKI yang menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai Daerah di Indonesia”.


      Kegiatan akhir kami adalah menonton film yang bercerita tentang kekejaman PKI terhadap penculikan para Jenderal, beruntungnya kami karena film ini sudah disensor dari adegan-adegan yang kejam dan langsung masuk pada point cerita. Tentu suasana di studio saat film diputarkan terlihat tenang meskipun diawal anak-anak sangat riuh sempurna. tidak sedikit anak-anak yang merasa ketakutan bahkan ada yang menangis, namun akhir cerita dapat kami resapi, terbukti ketika film selesai, anak-anak bertepuk tangan terharu tanpa riuh gemuruh  karena perjuangan yang dilakukan oleh para jenderal. Setelah itu kami diperlihatkan dengan bukti-bukti barang yang dipakai oleh para Jenderal. Sempurna…!

    Aq pun merasa terenyuh, terharu, geram menyaksikan perlakuan para PKI, aq bersyukur dapat memaknai kembali bahwa mereka bukan sekedar seorang Pahlawan biasa tapi sangat luar biasa, terkirim doa untuk mereka para Pahlawan Revolusi yang meninggal karena memperjuangan Bangsa yang merdeka ini. 
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
  • Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani
  • Mayjen TNI R.Suprapto
  • Mayjen TNI MT.Haryono
  • Mayjen TNI Siswodo Parman
  • Brigjen TNI DI. Panjaitan
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
   Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Terimakasih Allah karena telah memberi kekuatan dan jalan kebenaran untuk Bangsa yang besar ini ! Terimakasih Jendral karena telah mengabdikan diri untuk Bangsa yang merdeka ini hingga akhir hayat !

Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Pahlawan_Revolusi

Wednesday, November 12th 2014







Family Gathering to “The Jungle”


     Mungkin ini salah satu moment saat aq disadarkan kembali untuk berbaik hati dengan adikqu sendiri (Desti Amalia). Tujuh hari yang lalu sebelum aq dan keluarga pergi gathering, aq sempat merasa kesal dengan sikap adikqu hanya karena dia tidak mau mengantarkan aq ke tempat pernikahan kakaknya Ryan (Teman Aliyah aq). Aq terlalu cepat mengambil kesimpulan, berprasangka aneh terhadapnya sampai tidak bisa berfikir jernih dengan logika yang ada. Fikiranqu penuh dengan fikiran yang negative, kesall,, sebell,, sedihh,, marahh,, geramm,, menyatu dalam hati yang akhirnya pada malam itu aq lebih memilih merebahkan diri di tempat tidur sambil menangisi diri (merasa menjadi wanita yang paling menyedihkan). Oohh My God !! aq terlalu jauhhh berfikiran yang tidak realistis. Sepanjang hari setiap bertemu melihat wajah adikqu, yang ada hanya rasa kekesalan, aq mendiamkannya, pun hal yang sama dilakukan olehnya. padahal sejak kemarin aq sangatt merindukan adikqu itu, setiap melihat wajahnya dipagi hari saat bangun tidur rasanya ingin sekali selalu memeluk dan menciumnya. Namun disituasi yang berbeda aq semakin kalap dan merasa tak mau kalah. Meskipun sudah lewat tiga hari, aq yang pada saat itu masih dihinggapi rasa kesal tetap mendiamkan saudara kandungqu itu. Astaghfirullah… Ampuni dosaqu Ya Allah…; dalam kondisi tersebut aq tetap menjaga supaya orang tuaqu tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya.
     Sampai pada hari ke enam sebelum gathering, ketika di kantor aq menceritakan masalah tersebut kepada Umi Rienn dengan harapan akan mendapat advice dan jalan keluar yang terbaik. Aq baru tersadar bahwa yang aq lakukan itu salahhh. Tidak semestinya aq berlaku seperti itu terhadap adikqu sendiri, aq tersadar bahwa sikapqu masih seperti anak kecil, aq tersadar bahwa fikiranqu masih terbatas dan selalu menilai segalanya dengan hati tanpa diimbangi dengan logika yang ada. Untuk urusan hati terhadap laki-laki saja aq merasa masih seperti itu, dan hal itu sangat aq sayangkan, aq harus merubah mindset sempit untuk hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi terhadap laki-laki pun kepada adikqu sendiri. Ya Tuhan… aq ingin belajar bersikap dewasa, aq ingin belajar menyadari segala kemungkinan yang terjadi, aq ingin belajar menjalin komunikasi yang  baik. Hufttt… teori slalu qu dapat namun ternyata prakteknya tidak semudah yang dikatakan. Tetapi aq harus mencoba !!!
     Hari itu selepas pulang kerja, aq dan Nissa pergi ke Food Court  “Richeese Factory” yang menjadi tempat makan favorit kami. Kami bercerita banyak salah satunya adalah mengenai masalahqu itu. Akhirnya aq merasa kondisi seperti itu harus disudahi, sebelum pulang aq belikan makanan kesukaan Desti (Sosis goreng dan Otak-otak goreng), semoga dede suka.
     Sampai di rumah, aq tanpa basi-basi langsung memberikan makanan itu ke Desti dengan ucapan pemberian khusus untuknya dan diterima olehnya. Ampuh ternyata ! malam itu aq bermain ke rumah dede Eza (Sepupu baru aq) dan Desti sudah lebih berbaik hati untuk ikut main.
    Pagi harinya dengan sedikit hati-hati aq mencoba minta bantuannya untuk minta diantarkan ke Masjid Istiqlal, kebetulan hari itu aq tidak membawa motor karena setelah kerja aq dan teman-teman akan memenuhi undangan pernikahan Bu Fia di Bogor naik mobilnya Umi Rienn. Sepanjang jalan Desti berbagi cerita ke aq yang selama seminggu itu tidak aq dengar, aq mendengarkannya dengan antusias, ketika sampai di Masjid Istiqlal aq mencoba mengutarakan maafqu untuknya, dan dia mengiyakan dengan guyonan yang menyadarkanqu. Legaa rasanya…
    Desti sengaja aq ajak ke kantor untuk sarapan terlebih dulu, dan tiba-tiba Umi Rienn tiba di kantor, Habiss deh aq di cenginn. Hahaha. Sambil bercanda dan mengkonfirmasi hal yang terjadi ke Desti, Umi Rienn kasih advice juga ke Desti. Alhamdulillah…sudah diberi teguran dan nasihat yang baik buat kami.
     So esok harinya,,,aq and keluarga family gathering dari tempat kerja Ayahqu di PT. Pamindo Tiga T (Pulo Gadung) dengan tujuan wisata ke “The Jungle”, yang awalnya aq fikir sudah tidak akan jadi tapi akhirnya jadi juga walaupun dalam kondisi tubuhqu yang kurang fit karena kemarinpun sudah lelah setelah pergi ke Bogor juga (Nikahan Fia “Guru Istiqlal”). Perjalanan yang menyenangkan walaupun sepanjang jalan aq merasa sedikit lemas tapi aq berusaha melewati hari ini dengan bahagia bersama keluargaqu.

    Tibalah qt di “The Jungle”. Ini kali pertama aq ke sana, ada sedikit rasa penasaran menggelayut dalam hati, apa yang menarik dari tempat ini? aq fikir wisata ini hampir mirip dengan Ocean Dream Samudera Ancol, Jakarta Utara. Tetapi “The Jungle” belum mendekati sempurna daripada Ocean Dream.
    Diawali dengan pertunjukan 4D Cinema The Jungle. Dan kami harus mengantri lebih dari satu jam namun itu semua terbayarkan dengan pertunjukannya yang cukup amazing menurutqu. Seruu juga ternyata,, diawali dengan pertunjukan animasi mobil robot yang saling berkejaran dan diakhiri dengan pertunjukan air yang bermuara pada danau yang menyeramkan. Hiiiii…. Aq benar-benar menikmati permainan itu, Desti pun menikmati meskipun diakhir permainan suaranya hampir tercekat karena teriak-teriak mulu, sedangkan orang tuaqu malah membuka kacamata 4D nya dan sesekali memakai. Hahaha.
    Berlanjut ke The Jungle Swimming Pool, Wahh sudah ramai dengan pengunjung, apalagi ditambah seru bagi mereka yang menikmati dengan iringan musik “dangdut-dangdut modern”  yang dipenuhi para pemuda-pemudi. Kami malah sibuk mencari tempat untuk berteduh karena hampir di setiap sudut sudah ditempati oleh pengujung. Berbagai macam orang aq temui, ada yang berpasang-pasangan, ada yang berkerumun dengan teman-temannya, keluarga dan ada juga yang berdua dengan saudaranya, seperti aq ini, berdua dengan adikqu. Hihihi. Berenang yukkk de,, walaupun agak sedikit gak enak badan tapi tetap saja selalu semangat untuk bermain. Satu hal yang paling aq ingat adalah saat mengantri penyewaan ban yang hampir satu jam itu… hadehhhhh. Rela deh nungguin cuma karena ingin mencoba permainan yang paling tinggi di the jungle yang menurut informasi tingginya itu sekitar 12 meter. Sempat merasa kesal karena ada seorang Bapak muda yang tiba-tiba menyerobot antrian. Hufthhh menyebalkan…
    Yess akhirnya setelah menunggu lebih dari satu jam, akhirnya qt dapet ban yang double juga. Go go go ….qt coba permainan itu. wahhh serunya,,, aq menikmati ketinggian itu, aq menikmati lepasnya suara yang aq keluarkan, aq menikmati basahnya badan yang jatuh berdua dengan adikqu. Sempurna !!!


     Jam 15.00 kami siap-siap untuk kembali pulang, ehmmm laper juga ternyata.. belilah makanan yang ada. Campur-campur deh jadinya. Tapi sangatt menggugah selera.. cilok, siomay, kepiting, ikan jadi satu. Yummy…


    Sore yang teduh dan dingin, duduk bersandar di samping bokap, aq merasa lelah..istirahat sambil menikmati lagu yang diputar di dalam Bis, sesekali aq menyukai dan mengenali lagu yang diputar dan ikut menyanyi. Tentu lagu yang aq sukai.
Alhamdulillah akhirnya tiba di rumah lagii…
Lelah,,, tapi aq menikmati kebersamaan ini bersama keluarga kecilqu.
Love Bapak, Love Mama, Love Desti
Mmuachhhh….

Sunday, November 09th 2014

Rabu, 19 November 2014

IstiqFamz “Fia’s Wedding” // Melati dan Mawar Pengantin



     Saatnya qt bergembiraa,,, siang itu sekitar jam 10 pagi suasana di kantor sudah ramai, layaknya  ruang make up and hijab fashion, kami saling mempercantik diri dengan tujuan menghadiri pernikahan Fia (Guru Istiqlal) yang merayakan pesta pernikahan di rumah orang tuanya yang terletak di daerah Bogor. Tepat jam 11.00 kami berangkat, aq ikut mobil Umi Rien bersama Mamah Izzul + Farah, Nissa, Teteh (Pantry) dan Ayah (Suami Umi Rien). Seru-seruan sambil bermacet-macet ria menuju Bogor. Hari itu aq sedikit galau karena kedua Hp qu bermasalah, hufttttttt..! tapi tetep Alhamdulillah masih bisa eksis di camera. Hehe

    Wahhh ternyata kloter yang lain (Bunda Sum dan kawan-kawan) sudah lebih dahulu sampai, mereka naik mobil sekolah, dan di lokasi kamipun bertemu dengan wali murid yang hadir. Ada kebanggaan saat hadir di sana, apalagi saat melihat foto pre wedding yang terpajang ternyata ada foto kami saat beramai-ramai di acara family gathering Madrasah Istiqlal waktu itu, hemm… jadiin rekomendasi aq lah buat nanti, menurutqu memang akan lebih bernilai ketika semacam foto pre wedding yang terpajang tidak hanya kedua mempelai tetapi keseruan masing-masing pengantin dengan lingkungan dalam kehidupannya. Asikkk !!..
               
    Hemm,, pengantin memang punya aura yang berbeda yah, setelah bersalaman dengan Fia dan suaminya, kami menikmati makan siang yang tersedia, Umm…sangatt menggugah selera, dan ternyata bukan aq saja yang menilai masakannya enak. Umi Rienn, Nissa dan penghuni satu mobil juga sepakat denganqu, ketika mengobrol di mobil saat perjalanan pulang, Ayah bilang “kalo masakannya enak berarti masih perawan!”. Sejurus kemudian kami tertawa..hihi. Wihh,,,aq langsung menyambar dengan ucapan doa sambil menangkupkan kedua tangan “Ya Allah mudah2an nanti aq masakannya enak juga!”, tiba-tiba Ayah bilang “Koq mudah2an?”… ehhhh aq ulang lagi doanya “Ya Allah harus enak,, harus enak Ya Allah!” hehehe…  (maksa.com). Tapi memang itu adalah harapan dan doa yang selama ini masih qu jaga, terlepas dari rasa masakannya nanti. Semoga Allah berkenan untuk segera mempertemukan jodohqu agar kekhawatiran ini segera berakhir “karena nyatanya menjaga amanah dan menjadi single itu tidak mudah !”.

   Btw setelah makan kami sholat zuhur di Musholla dekat rumah Fia, saat mau pamitan pulang ternyata pengantin lagi ganti kostum, wahh iseng dehh Umi Rien ngajak masuk ke kamar pengantinnya aja, tapi mama nya Fia pun mempersilakan dengan ramah, pokoknya kalo udah Umi Rienn yang ngobrol pasti seru, terasa akrab dengan orang rumah walaupun baru pertama kali kenal, yang lebihh kocak lagi, padahal gadis-gadis udah rencana mau curi-curi melatinya Fia tapi ini mah bukannya dicuri, aq malah dikasih sama yang ngeriasnya dua renceng melati and satu paket mawar, hadehhh.. hebohh dehh.. tapi tetepp abiz dikasih kembang langsung sikap berdoa. Hehehe…




   Sebelum perjalanan pulang kami melipir ke tempat kuliner, cari-cari makanan dulu qt. apalagi aq lagi pengen bangett roti unyil. Mampirlah qt ke roti unyil Venus yang menurut informasi ini toko roti unyil yang cukup terkenal di Bogor, rasanya pun menggiurkan. Aq juga penasaran dengan makanan “seblak” yang selalu jadi recent update di BB. Umm….ternyata begini toh rasa makanan “seblak”, menurutqu rasa seblak mirip dengan kwetiau yang dimasak basah yah, tapi kalau seblak ini bahan makanan utamanya itu kerupuk yang di goreng basah. Itu sih kesimpulanqu ajja. So ada juga makanan “tahu pocong”, ehhhm..tapi aq lebih milih “tahu jeletot” deh kalo ditanya soal rasa, walaupun isi tahu pocong ini lebih beragam, ada sosis, ayam, sayur dan pedas. Setelah mencoba ini itu sepertinya aq haus,,dan cendol duren jadi pilihanqu, pokoknya yang berbau duren aq suka !, tapi aq tidak cukup beruntung karena rasanya kurang gereget, aq malah merindukan cendol duren yang ada di Tugu Proklamasi karena durennya lebih berasa. Es duren yang dibeli umi juga kurang mantep deh, lagi-lagi rasa durennya kurang. Huftt..! tapi Alhamdulillah tetap harus disyukuri nikmat yang ada.

    Nah gak ketinggalan dengan asinan bogornya.. tapi serasa menemukan ranjau, entah aq yang memang belum tau atau gimana, aq fikir ada bawang mudanya, tapi ternyata menurut Umi Rien itu bukan bawang tapi lengkio.. ehmm entahlah, yang jelas aq cukupkan makannya. Dan sebelum kami beranjak pulang, kebetulan karena mobilnya parkir di dekat tempat pemadam kebakaran, umi ngajak kami foto bareng-bareng tepat di depan mobil pemadam, secara kawan dekatnya umi yang notabane nya kami kenal juga, dia kerja di kantor pemadam kebakaran, dengan niat mau dikirim fotonya sebagai kenang-kenangan jalan ke Bogor. hehe

   Akhirnya setelah asikk jalan kulineran bareng Nissa, Mamah Izzul + Farah, Teteh dan Umi Rien, kami sholat ashar di rest area dan setelah itu melanjutkan perjalanan pulang ditemani dengan gerimis-gerimisnya kota Bogor.
     Menyenangkan,, terimakasih Ya Allah telah menghiasi hari ini dengan kebersamaan yang indah.

Saturday, November 08th 2014