Tes

Rabu, 15 April 2020

Home Learning MI Istiqlal Jakarta // Covid 19 // Maret 2020




 


            Senin, 16 Maret 2020 M bertepatan dengan tanggal 11 Rajab 1441 H menjadi pertemuan terakhir kami para dewan guru Madrasah Ibtidaiyah Istiqlal Jakarta sebelum masa tugas yang dialih fungsikan ke rumah masing-masing. Beberapa hari yang lalu Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan pun sudah menginstruksikan bahwa dalam masa menghadapi wabah pandemic virus corona yang mematikan itu, seluruh lembaga pendidikan dipindah tugaskan ke rumah masing-masing.
            Pagi yang teduh berselimut awan putih, kendaraan roda duaku berputar lebih cepat dari biasanya karena situasi jalan raya yang cukup lenggang. Entahlah ada rasa yang mengharu biru menghadapi hari ini. pintu ruang guru ku buka dan ku dapati masing-masing guru mengkritisi segala pergerakan yang sedang terjadi khususnya di DKI Jakarta, Ibukota Indonesia.
            Bergerak cepat dan cerdas, kami segera membentuk lingkaran rapat besar persiapan menghadapi kegiatan ‘’home learning’’ yang menjadi amanah dalam beberapa waktu ke depan. Awalnya keputusan dari Yayasan Istiqlal Indonesia yang mengacu pada keputusan dari Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk masa ‘’home learning’’ ini adalah sampai tanggal 03 Maret 2020, namun takdir berkata lain sehingga akhirnya masa ‘’home learning’’ ini diperpanjang sampai tanggal 02 Juni 2020. Sungguh waktu yang sangat panjang sekali, sesuatu yang tidak mungkin terjadi, kini menjadi kenyataan.
            Keesokan harinya, Selasa, 17 Maret 2020 menjadi hari perdana bagiku menjalani sistem pengajaran di tengah maraknya wabah pandemic virus corona. Peranku bertambah saat dirumah, peran sebagai ibu satu anak, peran sebagai istri dan peran sebagai guru. Satu hal yang tidak mudah mengkombinasi seluruh elemen tugas dalam satu rumah. sebagai seorang istri langkah Pertama yang aku lakukan adalah meminta izin pada suami untuk mengerjakan tugas dan amanah dari Madrasah selama home learning ini, akupun memberi penjelasan bahwa waktuku dirumah akan tersita lebih banyak untuk standby menggunakan handphone sebagai alat utama dalam proses pendidikan yang berjalan. Kedua untuk anakku, saat ini umurnya masih 1 tahun 11 bulan, boleh dikatakan anak seusia itu sedang masa-masanya aktif berjalan dan bermain, terkadang bisa diajak kerjasama namun sering pula waktuku habis hanya untuk menemaninya, akhirnya waktu-waktu yang sangat aku nantikan untuk mengerjakan tugas dari Madrasah adalah ketika sang anak terlelap tidur atau saat ibu pengasuhnya bisa menjaganya. Ketiga dalam urusan santap jasmani, masa-masa ini menjadi masa yang paling berharga, kenapa? Karena begitu banyaknya waktu untuk belajar dan berkreasi dalam memasak, satu pekerjaan yang selama ini jarang sekali ku lakukan, yahh aku mendadak jadi pintar memasak. ^o^
            Pandemic wabah virus corona semakin menjadi-jadi, berbagai kebijakan pemerintah pun berseliweran di tv, dalam hati aku hanya bisa berdoa semoga wabah ini segera selesai, namun yang pasti Allah pasti punya alasan mengapa wabah ini diturunkan kepada kita, yakni agar kita kembali menghadapnya, kita sudah terlalu lama terlena dengan tipuan dunia. Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami semua… Aamiin
            Kembali dengan tugas home learning yang sudah kami rancang, Kepala Madrasah Ibtidaiyah kami dibantu oleh Wakil Kepala bidang Kurikulum dan Wakil Kepala bidang Kesiswaan beserta dewan guru menyusun strategi dan sistem yang efektif demi terciptanya program home learning yang mengasyikkan. Prosedur pertama dalam program home learning MI Istiqlal adalah setiap wali kelas membuat grup whatsapp sebagai media informasi dan komunikasi satu arah kepada wali murid. Kedua setiap guru bidang studi tergabung dalam masing-masing grup whatsapp kelas. (jadi kebayang donk, gimana dengan guru mapel qur’an hadits seperti aku, pastinya grup wa di hp mendadak ramaiii). Hal ini bertujuan agar mudah menginformasikan tugas kepada peserta didik. Ketiga guru piket bertugas mengirimkan informasi terkait sholat 5 waktu dan sunah dhuha setiap hari, guru BK (bimbingan konseling) mengirimkan petuah, nasehat, informasi yang positif setiap hari kepada seluruh peserta didik. Yang pasti semua anggota dewan majelis guru mendapat amanah besar disetiap posisi dalam home learning ini.
Tidak dipungkiri pada minggu awal kegiatan home learning kami sempat terjadi keriuhan karena beban tugas yang diberikan kepada peserta didik dinilai cukup memberatkan. Walhasil sistem pun dirubah dengan mengacu kepada keputusan Pemerintah Daerah Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Pendidikan Republik Indonesia bahwasanya kegiatan home learning yang dilakukan tidak menitik beratkan pada kompetensi dasar yang harus dicapai, kegiatan bisa bersifat life skill (keterampilan) yang diumpan balik oleh guru dengan nilai pujian dan kegiatan harus menyenangkan.
Setelah rapat akbar dewan guru MI Istiqlal via whatsapp, lahirlah rumusan untuk kegiatan home learning untuk setiap kelas dalam dua pekan mendatang yaitu:
1.  Program tilawati & tahfidz yang diatur oleh tim tahfidz
2.  Literasi (membaca buku bacaan yang ada dirumah)
3. Pengetahuan (membuat cerita/gambar/cerita bergambar) seputar wabah virus corona dengan tema yang berbeda-beda yang dibagi setiap harinya.
4.  Life Skill (keterampilan hidup) seperti membereskan tempat tidur, membuat sarapan, membersihkan kaca, memijat ayah dan bunda dll yang tugasnya dibagi setiap harinya.
5. Video Call (tebar semangat menyambut Ramadhan) program ini merupakan sarana silaturahim antara guru dan murid. Yang sebelumnya telah dijadwalkan oleh masing-masing wali kelas dengan kesepakatan waktu bersama wali murid.
            Alhamdulillah… dua pekan telah berlalu, dan rumusan kegiatan inipun berjalan sukses sesuai rencana, respon dan tanggapan orang tuapun positif. Menghadapi program untuk pekan berikutnya, kami para wali kelas dan guru mata pelajaran ditantang untuk kreatif membuat video pembelajaran mata pelajaran yang diampu, aktif dalam meeting online dan segala hal yang terkait dengan aplikasi-aplikasi baru. Sungguh luar biasa, semuanya bertarung untuk menghasilkan karya terbaik. Namun ternyata tak semudah membalik telapak tangan, karya hebat lahir dari sebuah perencanaan dan segala hal yang mendukung terciptanya karya, contoh: leptop yang mumpuni, handphone yang mendukung, kapasitas memory hp yang cukup luas, kuota internet dan waktu pembuatan. Semuanya harus saling melengkapi. Tak ayal bagi sebagian guru kesulitan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, tanpa terkecuali aku, tetapi dalam lingkungan kerja di Madrasah kami, kami saling memberi semangat, berbagi ilmu dan informasi sehingga kami bisa menghasilkan karya.^0^
            Seiring berjalannya waktu, suasana work from home (wfh) di lingkungan kerja MI Istiqlal terasa sangat kondusif, suasana terasa sangat hidup seolah kami bertatap muka seperti biasanaya. aktifitas dimulai dari aku membuka mata pagi hari, sudah terdengar dering pesan dari grup wa kami mengingatkan sholat subuh dan kegiatan-kegiatan yang lain.
            Tak terasa bulan Ramadhan tinggal 11 hari lagi. Sungguh aku sangat merindukan suasana bulan Ramadhan bersama keluarga, rekan-rekan guru, anak-anak dan sanak saudara untuk berkumpul bersama, beribadah bersama dalam indahnya Ramadhan.*0*
            Ya Allah izinkanlah kami kembali untuk bertemu dengan bulan RamadhanMu bersama dengan mereka dalam bingkai silaturahmi, hilangkanlah dan musnahkanlah seluruh wabah virus corona yang menyebar di Indonesia, sehingga kami dapat khusyuk beribadah di bulan RamadhanMu
Ramadhan datang…
Corona menghilang…
Aamiin…


Penulis          : Eka Ameliawati, S.Pd.I
Guru              : Qur’an hadits
Sekolah         : Madrasah Ibtidaiyah Istiqlal Jakarta-Pusat