Tes

Kamis, 11 Desember 2014

Hari Guru Nasional 2014 // Apresiasi dari siswa-siswi Madrasah Istiqlal



   Hari ini adalah hari yang spesial, aq bersyukur karena masih bisa dipertemukan dengan hari ini. Di tahun ketiga aq mengabdikan diri di sini aq selalu merasa menjadi seorang pengantin bersama dengan para pengantin yang lain “Dewan Guru”. Di sambut dengan sedemikian meriahnya, dipersembahkan hiburan dengan apiknya, dijamu dengan berbagai macam makanan yang pastinya lezat, ditambah lagi dipuji dan dipuja oleh para bidadari kecil “Murid-murid” baik melalui tulisan maupun lisan yang terucap dan bahkan sikap yang terpancar. Kejutan di sana sini yang tak kunjung habis. Sungguh ini bukan kesombongan tapi ini adalah keberkahan hidup yang perlu dijalani, dinikmati dan disyukuri, persis kata-kata display picture yang sering muncul di BBM (Blackberry Messenger). Hihihi
   Selasa, 22 November 2014; Pagi hari menyapaqu dengan lembut, aq bangun tidur dengan kelembutan, tidak seperti biasanya, ya karena aq tau hari ini akan ada yang spesial, lihat Umi Rien, Fia, Pak Nasrul dan Rizki beraksi dalam Upacara pagii. Hehe. Secara mereka itu merupakan perwakilan dari Guru Madrasah Ibtidaiyah yang mendapat amanat sebagai petugas upacara bersama dengan satuan pendidikan yang lain.
    Blazer Biru dongker menjadi seragam kami, (untung gak pake yang blazer kuning! Kalo pake yang kuning lagii dapet gelas dehh, tiga tahun berturut-turut pake kuning) haha. Tapi ternyata takdir mengatakan tidak kawan, aq dan guru-guru yang lain masih diberi kesempatan untuk merasa pede dengan blazer yang lain. Cihuyy…
  Upacara kali ini aq menjadi pengamat para petugas, hihi. Aq berbaris bersama dengan rekan-rekan guru dan pegawai Madrasah yang lain di barisan yang sudah disediakan. Aq memilih untuk berdiri di barisan depan, hemm… memiliki tubuh minimalis itu cukup menguntungkan yahh,, karena aq bisa berdiri di barisan paling depan, tapi hells sepatuqu yang kira-kira hanya 5 cm itu membuat aq dicolek teman untuk berpindah ke belakang, hemm.. maaf teman aq ingin di depan, aq mau lihat Umi Rien dan kawan-kawan beraksi. Hehe.. 
    Sejak aq masih sekolah dulu aq sangat senang berdiri di depan saat upacara, karena bola mataqu akan luas menatap ke sana ke mari. Hehe. Tapi yang dilihat itu ya bendera sama tiang pastinya.. wkwkwk. Dan pagi ini dengan alasan yang sama, bukan sekedar urusan foto yang selalu tertangkap kamera bila berbaris di depan tapi juga karena mau lihat si tiang benderanya itu.
   Dan upacara dimulai, Pak Nasrul bertindak sebagai pemimpin upacara, kali ini kami serius menjalani prosesi Upacara Hari Guru Nasional 2014, walaupun fikiranqu sedikit melayang membayangkan setiap saat ketika latihan di kantor guru, Pak Nasrul selalu saja membuat keriuhan karena gayanya yang gokil saat berjalan, haha.. malah terkadang menyinggung aq soal gaya berjalan atau dia memang bergaya lebay saat berjalan. Entahlah saat-saat itu jadi kegembiraan buat kami. Tapi pagi ini dia benar-benar membuktikan keseriusannya untuk menjalankan amanah sebagai pemimpin upacara, terlihat gagah dan khusyuk.
    Tibalah pada moment inti yaitu pengibaran bendera merah putih, yang bertindak sebagai pembawa bendera adalah Umi Rienn, pengibar bendera adalah Fia dan penarik atau pengerek bendera adalah Bu Zatiah. Berjalan dengan sangat percaya diri, aq ikut deg-degan saat bendera akan di kibarkan, dan breett…!! Fia berhasil mengepakkan bendera dengan gagahnya, kami memberi salam hormat untuk Sang Saka Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Bu Vera.
  Alhamdulillah, akhirnya tugas menaikkan bendera telah tuntas, aq memiliki perasaan gembira yang sama ketika tahun kemarin aq, ka Rosta dan Mamah Izzul bertindak sebagai pengibar bendera. Chayooo buat Umi Rienn, Fia and Bu Zatiyah…Kalian ruarrr biasaaa!
  Rangkaian selanjutnya adalah amanat Pembina upacara yang langsung dipimpin oleh Direktur Madrasah Istiqlal Jakarta yaitu Bapak H. Sodikin. M.Pd. penyampaian amanat yang sangat meresap dijiwa walaupun mungkin sebagian yang lain mengabaikan karena sibuk dengan kegiatannya yang lain, entah menghalau matahari yang mulai panas, atau terpengaruh untuk mengobrol (jadi mirip gayanya anak-anak di kelas. hihi) tapi yang pasti aq percaya upacara tetap berjalan dengan khidmat dan aq merasa sangat beruntung karena bisa mengikuti upacara dengan khusyuk,, (untungnya barisan depan selalu begituuu!. Hehe).
  Pak Sodikin membuka amanatnya dengan membaca sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anis Baswedan. Sungguh sangat mengetuk pintu hati, point penting yang aq ingat dan terpatri dalam benakqu adalah perkataan:
“Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu
dan Bapak Guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak
kita, bersama para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah
mewakili kita semua menyiapkan masa depan Indonesia. Mewakili seluruh bangsa
hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala
kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Saya ingin menggaris bawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan
negara Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru.”

  Demikian sekelumit sambutan yang disampaikan Bapak Anis Baswedan yang disampaikan langsung melalui Pak Sodikin, beliau juga menambahkan wejangan kepada kami para Dewan Guru dan seluruh pegawai Madrasah Istiqlal untuk senantiasa semangat dalam bekerja tentunya dengan ridha Allah, meningkatkan kualitas mengajar dan ucapan selamat hari guru nasional untuk guru-guru di Indonesia. Dan tidak ketinggalan Pak Direktur menyampaikan informasi tentang surat keputusan guru teladan tahun 2014 yang telah dinilai dari berbagai aspek dan melalui keputusan kepala madrasah lalu disetujui oleh Pak Direktur, ternyata yang menjadi guru teladan 2014 dari MI Istiqlal adalah Umi Rienn… Mantappp,,, Selamat ya Umi Rienn semoga bisa menjadi panutan buat kami.
 Selepas sambutan, kami bernyanyi bersama lagu-lagu nasional, terimakasihku, terpujilah dan syukur. Saat itu aq benar-benar menikmati setiap alunan musik yang mengiringi sambil ikut bernyanyi dengan khusyuk, aq jadi teringat saat moment indah disetiap angkatannya ketika pengukuhan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 9 Pondok bambu Jakarta beberapa tahun yang lalu. Moment itu selalu diiringi dengan air mata kebahagiaan. Dan saat ini aq merasakan hal yang sama meskipun tidak sampai mengeluarkan air mata, tapi aq yakin setiap yang ikut menyanyikan lagu-lagu nasional ini pasti merasakan hal yang sama yaitu semakin bertambah cintanya kepada tanah air. Indonesia tercinta.
  Kurang lebih pukul 09.00 Upacara peringatan hari guru nasional telah selesai, seperti biasa, aq and ka rosta selalu mengulang moment ini dengan berpose berdua, membanding-bandingkan dengan moment –moment tahun yang lalu, hahaha… yang pasti body kami sangattt berubah sekarang, tergantung anda berfikiran seperti apa, yang pasti banyak perubahan. Fuihhh… asiknyaa!!
 Hemm… siapp menerima kejutan lagi nih… setelah beberapa menit mengistirahatkan diri di lapangan upacara sebelum dipersilakan untuk berbaris rapi menuju Madrasah, akhirnya kami sudah rapi dengan pasangan barisan masing-masing. Tibalah kami di koridor Madrasah, kejutan kali ini tidak hanya dipersembahkan untuk dewan guru madrasah ibtidaiyah saja tetapi juga seluruh dewan guru serta pegawai madrasah Istiqlal.
   Sholawat Hadroh persembahan kk aliyah menjadi pembuka kejutan yang diberikan untuk kami, aq bahagia banget karena ternyata kk aliyah sudah punya team sholawat hadrohnya, dan terus berjalan kami bersalam-salaman dengan para wali murid pengurus komite madrasah yang menjadi pemilik ide untuk hari ini, kami di giring ke koridor depan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, dan ternyata di sana sudah rapi serta ramai anak-anak KB RA (Kelompok Bermain Raudhatul Athfal), MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) Istiqlal yang duduk dengan riang gembira sambil melantunkan sholawat “subhanallah” dengan riuh sempurna mereka mengikuti dengan semangat, khususnya anak-anak MI karena mereka sudah diperkenalkan dengan sholawat tersebut sebelumnya. Aq duduk di samping Nisa sambil terkagum-kagum dan menanti-nanti akan ada kejutan apa lagi??
   Aq mengikuti prosesi apresiasi siswa untuk guru di hari guru nasional ini, acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Akmal (salah satu siswa MI) kemudian dilanjutkan dengan penampilan akustik yang disampaikan oleh Kk Aliyah, kreatifnya mereka nih, ada salah satu lagunya “Rossa” yang liriknya dirubah menjadi bait-bait sanjungan untuk guru. Kerennn,,,

  Sambutan kembali disampaikan oleh Direktur Madrasah sambil menggaet ketua komite madrasah pak Ramli Rakasiwi SH yang menjadi pemimpinnya para wali murid Madrasah Istiqlal. ucapan terimakasih dan kegembiraan senantiasa terucap dari seorang pak direktur mewakili segenap pegawai Madrasah Istiqlal. lalu kemudian sambil memperkenalkan para panitia komite madrasah, mereka diundang untuk naik ke atas panggung dan berfoto bersama. 

  Acara terus berlanjut pada pemberian buket bunga kepada tiap-tiap kepala satuan pendidikan, dari RA, MI, MTs dan MA serta Direktur Madrasah, yang masing-masing bunga diberikan oleh murid-murid dari RA. Hanuna (anaknya Bu Mila) yang masih berumur kurang lebih 3 tahun bertindak untuk memberikan buket bunga untuk pak direktur. Nicee….
   Di sela-sela acara terdapat keriuhan suara candaan yang berasal dari samping barisan duduk para dewan guru, dan terlihat kk-kk aliyah dengan hati-hati dan sekuat tenaga seperti membuat border barisan karena anak-anak MI yang muslim dengan sengaja mendorong-dorong ke depan supaya bisa keluar barisan..hemm kebersamaan yang indah antara kk dan adik.
   Acara tidak hanya berhenti sampai disitu, kami diperlihatkan “Pohon Apresiasi” yang sejak tadi tertutup oleh kain hijau, wahhhh…. Laksana sakura yang indah…daun-daun putih diselingi dengan bintang-bintang berkelipan yang berasal dari kertas origami yang telah tertulis tangan berbagai macam ungkapan untuk guru-guru dari seluruh siswa.
   Dan acara ini diakhiri dengan penampilan cantik siswa dari MTs. Persembahan lagu yang diiringi dengan biola dan piano. Laskar pelangi menjadi penutup persempahan ini, tanpa ada cela atau not not yang terbalik, penampilan mereka perfect, cantikkk !
  Rasanya aq sudah mulai lapar, maklum tadi pagi belum sarapan dan ka rosta sempat sedikit bercanda mengingatkan teman-teman untuk tidak makan banyak-banyak karena nanti pasti ada kejutan. Dan benar saja kami di giring ke auditorium madrasah yang disulap menjadi ruang makan, di dalamnya sudah tersaji berbagai macam pilihan makanan daerah. Dilayani oleh bunda-bunda yang cantik dan ramah! kapan lagii..hihi
    Aq mencoba mengamati setiap makanan yang aq coba, makanan yang aq makan sendiri ataupun ikut mencicipi makanan teman. Di sebelah kanan saat aq masuk ke ruangan sudah tersaji berbagai pilihan minuman dan buah-buahan, ada cocktail, lemon tea, squash, teh, kopi, buah anggur, melon dll. Lalu melirik ke sebelah kiri, sudah berjejer aneka makanan, yang pertama adalah berbagai pilihan kue tradisional maupun non tradisional, ada kue talam dengan dua macam pilihan rasa, kue lapis, kue cempedak goreng, blackforrest, kue cake keju, klappertart dll. Bergeser ke kanan ada Mama Nasya dan Mama Shofi yang menggelar sajiannya yaitu mie tekwan Yang ternyata resep itu datang sendiri dari mama Nasya yang memang asli berasal dari Palembang. Lezattnya… ada lagi siomay yang gak ketinggalan lezatnyaa…
  Kemudian aq lihat di barisan paling depan sudah berjejer nasi tumpeng dengan empat gunungan, masing-masing satuan pendidikan berhak memiliki nasi tumpeng tersebut dengan berbagai macam pilihan lauknya. Dan saat itu yang qu ambil adalah aneka lauk yang tersaji, lezatossss…. Perfect!

   Alhamdulillah,,,Segala Puji bagi Allah. “Ya Allah berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka”. Semoga ini menjadi ridha bagi seluruh orang tua dan murid-murid Madrasah Istiqlal. aamiin.
   Hati senang, perut kenyang. Hihihi, kami kembali ke satuan kerja masing-masing, sejenak kami beristirahat di kantor guru sambil berkomentar tentang setiap kejadian yang telah berlangsung, lagi asik-asiknya bercanda dengan sesame rekan guru, tiba-tiba anak-anak kelas III berhamburan masuk ke kantor sambil memberikan kenang-kenangan kepada semua guru berupa gelas yang sudah tertera nama guru masing-masing, dan aq beruntung kali ini diberikan langsung oleh ananda Fauzan (siswa kelas III), terimakasih sayang… oya ada yang kurang deh, Umi Rien gak ikutan acara ini, karena lepas tugas upacara langsung ke Dokter untuk check up penyakitnya yang perlu disembuhkan. 
    Setelah beristirahat sejenak, ada informasi bahwa akan ada acara selanjutnya di koridor MI bersama dengan orang tua dan anak-anak, namun sebelum aq bergabung dengan anak-anak di koridor, aq dan pak Sentioko selaku wali kelas 2 B (Masjid Quba), dipanggil untuk ke kelas, dan ternyata mereka memberi surprise, taraaaa….. selamat hari guru bu eka dan pak yoko… ucap salah satu bunda dan diikuti anak-anak, wahh ternyata mereka telah membuat sebuah tulisan ungkapan serta ucapan hari guru yang ditujukan kepada aq dan pak yoko di dua lembar kertas karton yang sudah ditempel di papan tulis. Terharunya aq, kupeluk mereka bersamaan dan kami berfoto bersama yang langsung dibidik oleh bunda yang sejak tadi menggantikan kami untuk menjaga anak-anaknya. (spesial untuk hari ini tugas wali kelas berpindah ke parents class of 2A) hihihi……


    Kejutan tidak berhenti sampai di sini, saat kami berkumpul di koridor Madrasah Ibtidaiyah untuk merayakan hari ulang tahun guru nasional bersama dengan anak-anak dan orang tua. Seperti biasa kami berkumpul, bapak ibu guru juga sibuk mengkondisikan anak-anak untuk duduk lebih tenang dan nyaman, namun keriuhan terjadi di sana-sini, sedari tadi tidak juga selesai mengatur posisi duduk, aq pun merasa sedikit kesal melihat salah satu siswi muslimah yang malah bercanda main gendong-gendongan bersama temannya, aneh… tapi aq tetap masuk dalam skenario itu. Pak Alwi selaku Kepala Madrasah mengajak bapak ibu guru untuk duduk di depan dan meminta aq untuk memimpin pembacaan sholawat sambil bersalam-salaman. Tapi lagi-lagi anak-anak tidak terkondisikan dengan baik, tiba-tiba ada keramaian dan dengan gesitnya Pak Abi berlari bahwa ternyata ada anak murid yang terjatuh di toilet dengan luka yang berdarah-darah, riuhh sekalii,,, Bu Fia selaku penanggung jawab UKS bergegas mengambil kotak obat dan langsung  mengatasi Nibras, anak yang terjatuh itu. suasana kembali ditenangkan oleh Pak Alwi, tapi tiba-tiba saja siswi muslimah berlari ke arah qu dan bilang anak-anak muslimah kelas VI berantem, kata Pak Abi guru muslimah yang harus melerai.     
    Sejurus kemudian aq berlari ke arah anak-anak muslimah yang sedang sibuk adu mulut (versi anak2) plus nangis2annya yang bikin hati cukup deg-degan sambil memegang microphone. Bu Yuli yang bertindak sebagai MC juga bingung menghadapi situasi yang terjadi. Difikiranqu hanya satu, malu jika dilihat orang tua murid jika mereka berkelahi, anehh,,brutal sekali,,,aq mencoba menenangkan Zahra yang masih dalam suasana marahnya, baru kali itu aq lihat anak-anak muslimah yang didominasi anak-anak kelas VI itu bertengkar hebat. Benar saja orang tua murid satu persatu masuk ke koridor dan mereka hanya menonton peristiwa yang sedang terjadi dengar fikiran macam-macam menurutqu. Aq mencoba membawa Zahra masuk ke dalam kelas sambil berusaha menenangkannya karena khawatir terjadi benturan fisik dengan sesama temannya yang berperkara, tapi tiba-tiba Pak Abi menyuruh kami keluar kelas dan membiarkan kasus itu di buka saja di depan anak-anak yang kalang kabut menyaksikan hal yang jarang terjadi. Aq masih tetap dengan kekhawatiranqu akan semua peristiwa ini. Aq tetap memegang erat Zahra untuk sampai di depan anak-anak sedangkan Zahra masih sibuk mengacau keadaan dengan ungkapan kekesalan atau penyangkalan yang dilontarkan ke Cherry (rekannya yang bertengkar).
   Saat aq masih bingung bagaimana cara menenangkan Zahra, pun Bu Mila, Bu Leyli juga jadi ikut geram karena sikap anak-anak itu, tiba-tiba Bu Izzul membisikan sesuatu ke aq, “liatin ajja nanti ka”.. hemm sempat terdiam dan aq baru berfikir..Tinggg !! atau jangan-jangan ini cuma skenario mereka ajja. Hemmm…(tarik nafas panjang…) masih berlangsung tapi aq mencoba melepas Zahra melihat cerita selanjutnya yang sedang diikuti oleh Bu Mila dan Bu Leyli hingga sampai klimaksnya Bu Leyli marah karena Zahra mencoba mendorong Cherry. Dan seketika itu muncul wali murid kelas 6 bersama anak-anak kelas VI keluar dari ruang kelas III A sambil membawa kue blackforrest dan bernyanyi diiringi dengan slide show dari layar OHP dan suara lagu “pagiqu cerahqu”. 

Lirik lagu Guruku Tersayang J                                

Pagiku Cerahku
Matahari bersinar
kugendong tas merahku 
di pundak

Selamat pagi semua
kunantikan dirimu
di depan kelasmu 
menantikan kami

Ref :
Guruku Tersayang
Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku

Nyatanya diriku
Kadang buatmu marah
Namun segala ma'af
Kau berikan
         
  Dan suasana di koridor seketika itu berubah menjadi keriuhan yang penuhh dengan kegembiraan, berlangsung hampir 15 menit, anak-anak kelas VI sibuk bersorak-sorai sambil melontarkan yel-yel yang bikin seru kemudian potong kue yang dipimpin oleh Pak Alwi dilanjut dengan berpose bersama sambil tetap dalam keriuhan kegembiraan bersama dengan  dewan guru yang lain.
   Anak-anak yang tadi mengerjai kami kemudian meminta maaf sambil tersenyum. Bu leyli yang saat itu sempat dibuat kesal dan menguras emosi seketika itu berubah menjadi menangis bahagia, aq bersama dengan nisa, fia, bu Izzul, ka rosta dll.. merasa gembira terlebih aq yang masih benar-benar tidak menyangka dengan skenario ini. nyaris sempurna adegan mereka. Kerenn…!

    Hufthh…sempurna hari ini…!
    Sampai jumpa di tahun berikutnya dengan kejutan yang berbeda…
“Segala Puji bagi Allah”

Tuesday, November 25th 2014  

Istiqlal Cup #Menyambut Hari Guru Nasional 2014




     Sabtu ini berbeda dari sabtu yang kemarin, karena hari ini kami seluruh pegawai Madrasah Istiqlal akan bergembira ria mengikuti beragam perlombaan yang diadakan oleh Madrasah Istiqlal dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional 2014.
     Pagi ini aq agak malas rasanya, walaupun tahun lalu menyisakan cerita yang indah pada moment yang sama tapi kali ini agak berbeda. Karena tepat pada hari Sabtu ka Rosta gak ikutan acara yang di Istiqlal namun dia dapat tugas untuk mendampingi anak-anak MI Istiqlal yang diutus dalam kegiatan Pramuka Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu) MI Se Jakarta Pusat di Bumi Perkemahan Cibubur. Meski tugasnya pun sukses karena berhasil membawa anggota Pramuka MI Istiqlal meraih kemenangan pada lomba Pramuka di sana (Selamat yah teman-teman), tetap saja aq merasa beda, secara kalau ada Ka Rosta bakalan seru deh. terbukti saat diakhir-akhir kegiatan lomba, rombongan anak-anak Pramuka telah tiba kembali ke Madrasah dan Ka Rosta langsung bergabung dengan kami, pada saat itu kami sedang seru-serunya bermain koin-koin cokelat. Udah dehh yang gak ikutan gigit koin tetep kena cokelat yang tiba-tiba saja mendarat di pipiqu. Hadehhh… Bagaikan mencari mangsa, rasanya semua harus merasakan manisnya cokelat di pipi. Hihi.   

    Pagi ituu diawali dengan pembukaan yang cukup meriah, penuh tawa, canda, kegembiraan, dan yang lebih seru lagii saat penampilan yel-yel setiap team. Tahun ini aq bergabung dengan kurang lebih 20 pegawai Madrasah dalam team ungu… yeyyyy bareng Umi Rien, Bu Woro and Nisa juga aq,,
 
    Ehh..ada yang baru, hihi.. salah satu wasit dalam perlombaan ini adalah Pak Indra (Guru Olahraga Aliyah),, biasa dehh ibu-ibu pada ramee…
Keramaian itu terus berlanjut saat pertandingan pertama yaitu futsal, aq sempat main satu kali waktu. Hahaha… seruu sampe jatuh-jatuh nibanin miftah. Wkwkwk.. sorry ye mif…darurat gak bisa menopang sendiri akhirnya jatuh deh.. tapi jatuhnya aq gak sia-sia, sampe Bu Leyli bilang “pokoknya gak ada yang sia-sia ka sampe jatoh2 gitu!” dan benar saja.. pertandingan terus berjalan, walaupun team kami juara 2 lomba futsal tapi di lomba-lomba yang lain kami berhasil menyabet juara satuuuuuu…..

Sekuat tenaga dikeluarkan semua, lomba tarik tambang, lomba ambil koin di buah melon berlumur cokelat, lomba memasukkan sedotan ke dalam botol dan lomba mempertahankan api supaya tetap menyala team ungu lewatii dengan kekompakkan… dan pada akhirnya karena grup Muslimah team ungu yang paling banyak membawa juara satu maka kami dinobatkan sebagai Juara Umum Istiqlal Cup tahun 2014. Hehehe

    Dengan hadiah yang cukup besar-besar, kami merasa sangattt bergembira… dan aq pun merasa sangat lelah. Setelah pembagian hadiah seketika lapangan olahraga menjadi tempat peristirahatan orang-orang sambil membagi-bagikan amunisi jatah hadiah setiap team. Tidak terkecuali team aq, tapi team aq tidak serta merta karena begitu banyak akhirnya kami membagikan di Madrasah saja. 


   Kami duduk membuat dua shaf saling berjajar. Dan amunisi siap dibagi-bagikan. Hihihi… suka ajja,,, aq merasa panen makanan hari ini. hampir satu kardus mie makanan yang didapat setiap anggota team yang dibagikan. Wajar saja sih karena memang hadiah yang didapatkann juga banyak…
Senangnyaa….                                                               
Akhirnyaa kegiatan hari ini ditutup dengan kemenangan team ungu…..
Vincero….vincero….

Sampai bertemu lagi di Istiqlal Cup tahun depan. InsyaAllah…
Dan Selamat Hari Guru Nasional...

Saturday, November 22nd 2014

Kamis, 20 November 2014

Kunjungan tema “Hari Pahlawan” ke Monumen Pancasila Sakti


Pencipta Lirik dan Lagu : L. Manik
“Satu Nusa Satu Bangsa”

Satu nusa
Satu bangsa
Satu bahasa kita
Tanah air
Pasti jaya
Untuk Slama-lamanya
Indonesia pusaka
Indonesia tercinta
Nusa bangsa
Dan Bahasa
Kita bela bersama

     Gemuruh suara lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” terdengar dari koridor Madrasah Ibtidaiyah Istiqlal di pagi yang cerah ini. Umi Rina bertindak sebagai pemandu acara sebelum keberangkatan kami ke Monumen Pancasila Sakti yang bertempat di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Satu Nusa Satu Bangsa menjadi pemersatu kami dalam memacu semangat Nasionalisme yang bertepatan dengan kunjungan tema pada bulan ini yaitu “Hari Pahlawan”. Aqpun merasa tidak sabar untuk segera sampai ke Monumen Pancasila Sakti walaupun bagiqu tempat tersebut tidak terlalu istimewa karena mungkin sering aq lalui, tapi aq percaya pasti nilai-nilai yang didapat akan bermanfaat untuk qu.

     Satu hal yang paling terekam dalam ingatanqu adalah ketika mendengar kata Lubang Buaya maka yang tergambar adalah “Rumah Penyiksaan” yang dulu ketika aq masih duduk di kursi Madrasah Ibtidaiyah pernah juga berkunjung bersama dengan teman-teman. Bagiqu itu menakutkan, mengerikan, dan menyeramkan. Aq belum mengerti arti dari pengorbanan yang dilakukan oleh Pahlawan Revolusi yang dengan titik darah penghabisan rela mengorbankan keluarganya, hidupnya, dirinya untuk Bangsa dan Negara ini. 

     Hari ini aq bersama dengan peserta didik MI Istiqlal kelas 1 sampai dengan kelas 6 akan berkunjung ke tempat para Pahlawan Revolusi kita yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan aq siap untuk mendampingi mereka, pun belajar memaknai kata Pahlawan itu sendiri dengan semangat Nasionalisme.

Aq and Ka Rosta sebelum berangkat menuju lokasi
                        
Yess ... satu Bus dengan mereka..


     Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam dari Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, kami tiba di Monumen Pancasila Sakti pada pukul 09.15 wib dan langsung menuju Pendopo lalu berjalan menuju Museum  Paseban untuk kemudian mengadakan acara seremonial sebagai sambutan selamat datang dan pemberian cinderamata dari MI Istiqlal untuk pihak Monumen Pancasila Sakti. Aq sendiri bertindak sebagai MC pembuka. Kami disambut dengan ramah oleh pihak Monumen meskipun ada beberapa perubahan  yang terkait dengan  guide acara yang sudah disepakati dengan kedua belah pihak namun kami berharap semua akan tetap berjalan dengan baik. 

    Perlu kita ketahui juga bahwa Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen     Pahlawan Revolusi itu diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Windu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan itu terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
  • Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
  • Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
  • Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
  • Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
  • Pengamanan Lanuma Halim Perdana Kusuma (2 Oktober 1965)
  • Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
  • Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
  • Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia (12 Maret 1967)
  • Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
     “Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya”.

     “Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka di culik, di siksa sampai akhirnya di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua”

     Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan lain-lain, namun sebelum kami menonton, kami diajak berkeliling dulu ke tempat-tempat bersejarah lainnya.

     Dengan mengenakan seragam Pramuka lengkap kami bersama-sama menuju ke rumah-rumah bersejarah dan tugu di mana para Pahlawan Revolusi diabadikan dengan sebuah patung. Dan kamipun duduk dibawah rindangnya pepohonan sambil mendengarkan penjelasan dari guide Monumen. 

     “Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi. yang berjuang mempertahankan ideologi negara  Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis”.

     “Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara adalah Bandara Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah”.

     “Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S). Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm”.

Foto : di Pos Komando

    Wahh,, menarik penjelasannya, itu baru sekelumit cerita, yukk kita cari tahu lagi bukti-bukti sejarah yang tertoreh ditempat ini. Kamipun beranjak berdiri dan mulai menyusuri satu persatu rumah-rumah atau bukti-bukti sejarah yang ada, menarik ketika aq masuk ke salah satu rumah yang dulu menjadi Pos Komando. Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tampat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca. Entah mengapa aq merasakan aura yang berbeda saat memasuki rumah tersebut walaupun hanya sekedar untuk mengambil gambar. Aq ucapkan Salam dan Basmallah seraya memohon perlindungan dari Allah dari hal-hal yang tidak diharapkan, aq hanya ingin mencoba memahami bahwa ini adalah saksi sejarah yang perlu dikenang meskipun terlihat sedikit mistis. Fuhh..

    Berjalan bersama anak-anak itu sangatt menyenangkan, apalagi satu bus dengan kawan yang seru, kebetulan aq ditempatkan di Bus 3 bersama Ka Rosta and Miftah. Meskipun dari pihak panitia inti (Miftah) ada sedikit trouble soal transportasi, tapi kegiatan ini harus tetap berjalan, aq fikir ini masalah yang harus benar-benar dievaluasi untuk hari kemudian, apalagi nanti ketika berikutnya aq mendapat tanggungjawab kegiatan yang lain. Semoga kepanitiaan akan lebih solid dan meminimalisir segala kekeliruan yang bisa terjadi. So aq mencoba menikmati perjalanan hari ini dengan segala rasa yang ada, aq percaya pasti akan ada nilai-nilai positif yang bisa aq ambil sebagai pelajaran hidup.

     Tibalah qt di “Rumah Penyiksaan” yang kala itu sangat aq takuti, pun sekarang aq masih merasakan nuansa yang sama, tetapi aq berusaha bersikap lebih tegar dihadapan anak-anak didikqu yang juga sepertinya terlihat meringis ketakutan saat menyaksikan diorama di dalamnya. Mungkin sekarang aq lebih bisa memaknai isi dari diorama yang terdapat di dalam Rumah Penyiksaan yang merupakan tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7  Pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.


      Di samping rumah penyiksaan kami menoleh ke sebelah kanan, di sana terdapat Sumur Maut. “ Sumur Tua ini adalah tempat membuang  7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo”.

     Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.

      Perjalanan kami berlanjut ke “Dapur Umum”, sang guide lihai sekali dalam memberikan informasi kepada kami. Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialih fungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut menghilang. Membayangkan itu semua aq merinding, PKI tanpa hati merampas harta yang bukan miliknya.


   Lalu kami menuju ke “Museum Pengkhianatan PKI yang menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai Daerah di Indonesia”.


      Kegiatan akhir kami adalah menonton film yang bercerita tentang kekejaman PKI terhadap penculikan para Jenderal, beruntungnya kami karena film ini sudah disensor dari adegan-adegan yang kejam dan langsung masuk pada point cerita. Tentu suasana di studio saat film diputarkan terlihat tenang meskipun diawal anak-anak sangat riuh sempurna. tidak sedikit anak-anak yang merasa ketakutan bahkan ada yang menangis, namun akhir cerita dapat kami resapi, terbukti ketika film selesai, anak-anak bertepuk tangan terharu tanpa riuh gemuruh  karena perjuangan yang dilakukan oleh para jenderal. Setelah itu kami diperlihatkan dengan bukti-bukti barang yang dipakai oleh para Jenderal. Sempurna…!

    Aq pun merasa terenyuh, terharu, geram menyaksikan perlakuan para PKI, aq bersyukur dapat memaknai kembali bahwa mereka bukan sekedar seorang Pahlawan biasa tapi sangat luar biasa, terkirim doa untuk mereka para Pahlawan Revolusi yang meninggal karena memperjuangan Bangsa yang merdeka ini. 
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
  • Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani
  • Mayjen TNI R.Suprapto
  • Mayjen TNI MT.Haryono
  • Mayjen TNI Siswodo Parman
  • Brigjen TNI DI. Panjaitan
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
   Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Terimakasih Allah karena telah memberi kekuatan dan jalan kebenaran untuk Bangsa yang besar ini ! Terimakasih Jendral karena telah mengabdikan diri untuk Bangsa yang merdeka ini hingga akhir hayat !

Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Pahlawan_Revolusi

Wednesday, November 12th 2014