Tes

Kamis, 11 Desember 2014

Hari Guru Nasional 2014 // Apresiasi dari siswa-siswi Madrasah Istiqlal



   Hari ini adalah hari yang spesial, aq bersyukur karena masih bisa dipertemukan dengan hari ini. Di tahun ketiga aq mengabdikan diri di sini aq selalu merasa menjadi seorang pengantin bersama dengan para pengantin yang lain “Dewan Guru”. Di sambut dengan sedemikian meriahnya, dipersembahkan hiburan dengan apiknya, dijamu dengan berbagai macam makanan yang pastinya lezat, ditambah lagi dipuji dan dipuja oleh para bidadari kecil “Murid-murid” baik melalui tulisan maupun lisan yang terucap dan bahkan sikap yang terpancar. Kejutan di sana sini yang tak kunjung habis. Sungguh ini bukan kesombongan tapi ini adalah keberkahan hidup yang perlu dijalani, dinikmati dan disyukuri, persis kata-kata display picture yang sering muncul di BBM (Blackberry Messenger). Hihihi
   Selasa, 22 November 2014; Pagi hari menyapaqu dengan lembut, aq bangun tidur dengan kelembutan, tidak seperti biasanya, ya karena aq tau hari ini akan ada yang spesial, lihat Umi Rien, Fia, Pak Nasrul dan Rizki beraksi dalam Upacara pagii. Hehe. Secara mereka itu merupakan perwakilan dari Guru Madrasah Ibtidaiyah yang mendapat amanat sebagai petugas upacara bersama dengan satuan pendidikan yang lain.
    Blazer Biru dongker menjadi seragam kami, (untung gak pake yang blazer kuning! Kalo pake yang kuning lagii dapet gelas dehh, tiga tahun berturut-turut pake kuning) haha. Tapi ternyata takdir mengatakan tidak kawan, aq dan guru-guru yang lain masih diberi kesempatan untuk merasa pede dengan blazer yang lain. Cihuyy…
  Upacara kali ini aq menjadi pengamat para petugas, hihi. Aq berbaris bersama dengan rekan-rekan guru dan pegawai Madrasah yang lain di barisan yang sudah disediakan. Aq memilih untuk berdiri di barisan depan, hemm… memiliki tubuh minimalis itu cukup menguntungkan yahh,, karena aq bisa berdiri di barisan paling depan, tapi hells sepatuqu yang kira-kira hanya 5 cm itu membuat aq dicolek teman untuk berpindah ke belakang, hemm.. maaf teman aq ingin di depan, aq mau lihat Umi Rien dan kawan-kawan beraksi. Hehe.. 
    Sejak aq masih sekolah dulu aq sangat senang berdiri di depan saat upacara, karena bola mataqu akan luas menatap ke sana ke mari. Hehe. Tapi yang dilihat itu ya bendera sama tiang pastinya.. wkwkwk. Dan pagi ini dengan alasan yang sama, bukan sekedar urusan foto yang selalu tertangkap kamera bila berbaris di depan tapi juga karena mau lihat si tiang benderanya itu.
   Dan upacara dimulai, Pak Nasrul bertindak sebagai pemimpin upacara, kali ini kami serius menjalani prosesi Upacara Hari Guru Nasional 2014, walaupun fikiranqu sedikit melayang membayangkan setiap saat ketika latihan di kantor guru, Pak Nasrul selalu saja membuat keriuhan karena gayanya yang gokil saat berjalan, haha.. malah terkadang menyinggung aq soal gaya berjalan atau dia memang bergaya lebay saat berjalan. Entahlah saat-saat itu jadi kegembiraan buat kami. Tapi pagi ini dia benar-benar membuktikan keseriusannya untuk menjalankan amanah sebagai pemimpin upacara, terlihat gagah dan khusyuk.
    Tibalah pada moment inti yaitu pengibaran bendera merah putih, yang bertindak sebagai pembawa bendera adalah Umi Rienn, pengibar bendera adalah Fia dan penarik atau pengerek bendera adalah Bu Zatiah. Berjalan dengan sangat percaya diri, aq ikut deg-degan saat bendera akan di kibarkan, dan breett…!! Fia berhasil mengepakkan bendera dengan gagahnya, kami memberi salam hormat untuk Sang Saka Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Bu Vera.
  Alhamdulillah, akhirnya tugas menaikkan bendera telah tuntas, aq memiliki perasaan gembira yang sama ketika tahun kemarin aq, ka Rosta dan Mamah Izzul bertindak sebagai pengibar bendera. Chayooo buat Umi Rienn, Fia and Bu Zatiyah…Kalian ruarrr biasaaa!
  Rangkaian selanjutnya adalah amanat Pembina upacara yang langsung dipimpin oleh Direktur Madrasah Istiqlal Jakarta yaitu Bapak H. Sodikin. M.Pd. penyampaian amanat yang sangat meresap dijiwa walaupun mungkin sebagian yang lain mengabaikan karena sibuk dengan kegiatannya yang lain, entah menghalau matahari yang mulai panas, atau terpengaruh untuk mengobrol (jadi mirip gayanya anak-anak di kelas. hihi) tapi yang pasti aq percaya upacara tetap berjalan dengan khidmat dan aq merasa sangat beruntung karena bisa mengikuti upacara dengan khusyuk,, (untungnya barisan depan selalu begituuu!. Hehe).
  Pak Sodikin membuka amanatnya dengan membaca sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anis Baswedan. Sungguh sangat mengetuk pintu hati, point penting yang aq ingat dan terpatri dalam benakqu adalah perkataan:
“Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu
dan Bapak Guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak
kita, bersama para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah
mewakili kita semua menyiapkan masa depan Indonesia. Mewakili seluruh bangsa
hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala
kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Saya ingin menggaris bawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan
negara Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru.”

  Demikian sekelumit sambutan yang disampaikan Bapak Anis Baswedan yang disampaikan langsung melalui Pak Sodikin, beliau juga menambahkan wejangan kepada kami para Dewan Guru dan seluruh pegawai Madrasah Istiqlal untuk senantiasa semangat dalam bekerja tentunya dengan ridha Allah, meningkatkan kualitas mengajar dan ucapan selamat hari guru nasional untuk guru-guru di Indonesia. Dan tidak ketinggalan Pak Direktur menyampaikan informasi tentang surat keputusan guru teladan tahun 2014 yang telah dinilai dari berbagai aspek dan melalui keputusan kepala madrasah lalu disetujui oleh Pak Direktur, ternyata yang menjadi guru teladan 2014 dari MI Istiqlal adalah Umi Rienn… Mantappp,,, Selamat ya Umi Rienn semoga bisa menjadi panutan buat kami.
 Selepas sambutan, kami bernyanyi bersama lagu-lagu nasional, terimakasihku, terpujilah dan syukur. Saat itu aq benar-benar menikmati setiap alunan musik yang mengiringi sambil ikut bernyanyi dengan khusyuk, aq jadi teringat saat moment indah disetiap angkatannya ketika pengukuhan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 9 Pondok bambu Jakarta beberapa tahun yang lalu. Moment itu selalu diiringi dengan air mata kebahagiaan. Dan saat ini aq merasakan hal yang sama meskipun tidak sampai mengeluarkan air mata, tapi aq yakin setiap yang ikut menyanyikan lagu-lagu nasional ini pasti merasakan hal yang sama yaitu semakin bertambah cintanya kepada tanah air. Indonesia tercinta.
  Kurang lebih pukul 09.00 Upacara peringatan hari guru nasional telah selesai, seperti biasa, aq and ka rosta selalu mengulang moment ini dengan berpose berdua, membanding-bandingkan dengan moment –moment tahun yang lalu, hahaha… yang pasti body kami sangattt berubah sekarang, tergantung anda berfikiran seperti apa, yang pasti banyak perubahan. Fuihhh… asiknyaa!!
 Hemm… siapp menerima kejutan lagi nih… setelah beberapa menit mengistirahatkan diri di lapangan upacara sebelum dipersilakan untuk berbaris rapi menuju Madrasah, akhirnya kami sudah rapi dengan pasangan barisan masing-masing. Tibalah kami di koridor Madrasah, kejutan kali ini tidak hanya dipersembahkan untuk dewan guru madrasah ibtidaiyah saja tetapi juga seluruh dewan guru serta pegawai madrasah Istiqlal.
   Sholawat Hadroh persembahan kk aliyah menjadi pembuka kejutan yang diberikan untuk kami, aq bahagia banget karena ternyata kk aliyah sudah punya team sholawat hadrohnya, dan terus berjalan kami bersalam-salaman dengan para wali murid pengurus komite madrasah yang menjadi pemilik ide untuk hari ini, kami di giring ke koridor depan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, dan ternyata di sana sudah rapi serta ramai anak-anak KB RA (Kelompok Bermain Raudhatul Athfal), MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) Istiqlal yang duduk dengan riang gembira sambil melantunkan sholawat “subhanallah” dengan riuh sempurna mereka mengikuti dengan semangat, khususnya anak-anak MI karena mereka sudah diperkenalkan dengan sholawat tersebut sebelumnya. Aq duduk di samping Nisa sambil terkagum-kagum dan menanti-nanti akan ada kejutan apa lagi??
   Aq mengikuti prosesi apresiasi siswa untuk guru di hari guru nasional ini, acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Akmal (salah satu siswa MI) kemudian dilanjutkan dengan penampilan akustik yang disampaikan oleh Kk Aliyah, kreatifnya mereka nih, ada salah satu lagunya “Rossa” yang liriknya dirubah menjadi bait-bait sanjungan untuk guru. Kerennn,,,

  Sambutan kembali disampaikan oleh Direktur Madrasah sambil menggaet ketua komite madrasah pak Ramli Rakasiwi SH yang menjadi pemimpinnya para wali murid Madrasah Istiqlal. ucapan terimakasih dan kegembiraan senantiasa terucap dari seorang pak direktur mewakili segenap pegawai Madrasah Istiqlal. lalu kemudian sambil memperkenalkan para panitia komite madrasah, mereka diundang untuk naik ke atas panggung dan berfoto bersama. 

  Acara terus berlanjut pada pemberian buket bunga kepada tiap-tiap kepala satuan pendidikan, dari RA, MI, MTs dan MA serta Direktur Madrasah, yang masing-masing bunga diberikan oleh murid-murid dari RA. Hanuna (anaknya Bu Mila) yang masih berumur kurang lebih 3 tahun bertindak untuk memberikan buket bunga untuk pak direktur. Nicee….
   Di sela-sela acara terdapat keriuhan suara candaan yang berasal dari samping barisan duduk para dewan guru, dan terlihat kk-kk aliyah dengan hati-hati dan sekuat tenaga seperti membuat border barisan karena anak-anak MI yang muslim dengan sengaja mendorong-dorong ke depan supaya bisa keluar barisan..hemm kebersamaan yang indah antara kk dan adik.
   Acara tidak hanya berhenti sampai disitu, kami diperlihatkan “Pohon Apresiasi” yang sejak tadi tertutup oleh kain hijau, wahhhh…. Laksana sakura yang indah…daun-daun putih diselingi dengan bintang-bintang berkelipan yang berasal dari kertas origami yang telah tertulis tangan berbagai macam ungkapan untuk guru-guru dari seluruh siswa.
   Dan acara ini diakhiri dengan penampilan cantik siswa dari MTs. Persembahan lagu yang diiringi dengan biola dan piano. Laskar pelangi menjadi penutup persempahan ini, tanpa ada cela atau not not yang terbalik, penampilan mereka perfect, cantikkk !
  Rasanya aq sudah mulai lapar, maklum tadi pagi belum sarapan dan ka rosta sempat sedikit bercanda mengingatkan teman-teman untuk tidak makan banyak-banyak karena nanti pasti ada kejutan. Dan benar saja kami di giring ke auditorium madrasah yang disulap menjadi ruang makan, di dalamnya sudah tersaji berbagai macam pilihan makanan daerah. Dilayani oleh bunda-bunda yang cantik dan ramah! kapan lagii..hihi
    Aq mencoba mengamati setiap makanan yang aq coba, makanan yang aq makan sendiri ataupun ikut mencicipi makanan teman. Di sebelah kanan saat aq masuk ke ruangan sudah tersaji berbagai pilihan minuman dan buah-buahan, ada cocktail, lemon tea, squash, teh, kopi, buah anggur, melon dll. Lalu melirik ke sebelah kiri, sudah berjejer aneka makanan, yang pertama adalah berbagai pilihan kue tradisional maupun non tradisional, ada kue talam dengan dua macam pilihan rasa, kue lapis, kue cempedak goreng, blackforrest, kue cake keju, klappertart dll. Bergeser ke kanan ada Mama Nasya dan Mama Shofi yang menggelar sajiannya yaitu mie tekwan Yang ternyata resep itu datang sendiri dari mama Nasya yang memang asli berasal dari Palembang. Lezattnya… ada lagi siomay yang gak ketinggalan lezatnyaa…
  Kemudian aq lihat di barisan paling depan sudah berjejer nasi tumpeng dengan empat gunungan, masing-masing satuan pendidikan berhak memiliki nasi tumpeng tersebut dengan berbagai macam pilihan lauknya. Dan saat itu yang qu ambil adalah aneka lauk yang tersaji, lezatossss…. Perfect!

   Alhamdulillah,,,Segala Puji bagi Allah. “Ya Allah berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka”. Semoga ini menjadi ridha bagi seluruh orang tua dan murid-murid Madrasah Istiqlal. aamiin.
   Hati senang, perut kenyang. Hihihi, kami kembali ke satuan kerja masing-masing, sejenak kami beristirahat di kantor guru sambil berkomentar tentang setiap kejadian yang telah berlangsung, lagi asik-asiknya bercanda dengan sesame rekan guru, tiba-tiba anak-anak kelas III berhamburan masuk ke kantor sambil memberikan kenang-kenangan kepada semua guru berupa gelas yang sudah tertera nama guru masing-masing, dan aq beruntung kali ini diberikan langsung oleh ananda Fauzan (siswa kelas III), terimakasih sayang… oya ada yang kurang deh, Umi Rien gak ikutan acara ini, karena lepas tugas upacara langsung ke Dokter untuk check up penyakitnya yang perlu disembuhkan. 
    Setelah beristirahat sejenak, ada informasi bahwa akan ada acara selanjutnya di koridor MI bersama dengan orang tua dan anak-anak, namun sebelum aq bergabung dengan anak-anak di koridor, aq dan pak Sentioko selaku wali kelas 2 B (Masjid Quba), dipanggil untuk ke kelas, dan ternyata mereka memberi surprise, taraaaa….. selamat hari guru bu eka dan pak yoko… ucap salah satu bunda dan diikuti anak-anak, wahh ternyata mereka telah membuat sebuah tulisan ungkapan serta ucapan hari guru yang ditujukan kepada aq dan pak yoko di dua lembar kertas karton yang sudah ditempel di papan tulis. Terharunya aq, kupeluk mereka bersamaan dan kami berfoto bersama yang langsung dibidik oleh bunda yang sejak tadi menggantikan kami untuk menjaga anak-anaknya. (spesial untuk hari ini tugas wali kelas berpindah ke parents class of 2A) hihihi……


    Kejutan tidak berhenti sampai di sini, saat kami berkumpul di koridor Madrasah Ibtidaiyah untuk merayakan hari ulang tahun guru nasional bersama dengan anak-anak dan orang tua. Seperti biasa kami berkumpul, bapak ibu guru juga sibuk mengkondisikan anak-anak untuk duduk lebih tenang dan nyaman, namun keriuhan terjadi di sana-sini, sedari tadi tidak juga selesai mengatur posisi duduk, aq pun merasa sedikit kesal melihat salah satu siswi muslimah yang malah bercanda main gendong-gendongan bersama temannya, aneh… tapi aq tetap masuk dalam skenario itu. Pak Alwi selaku Kepala Madrasah mengajak bapak ibu guru untuk duduk di depan dan meminta aq untuk memimpin pembacaan sholawat sambil bersalam-salaman. Tapi lagi-lagi anak-anak tidak terkondisikan dengan baik, tiba-tiba ada keramaian dan dengan gesitnya Pak Abi berlari bahwa ternyata ada anak murid yang terjatuh di toilet dengan luka yang berdarah-darah, riuhh sekalii,,, Bu Fia selaku penanggung jawab UKS bergegas mengambil kotak obat dan langsung  mengatasi Nibras, anak yang terjatuh itu. suasana kembali ditenangkan oleh Pak Alwi, tapi tiba-tiba saja siswi muslimah berlari ke arah qu dan bilang anak-anak muslimah kelas VI berantem, kata Pak Abi guru muslimah yang harus melerai.     
    Sejurus kemudian aq berlari ke arah anak-anak muslimah yang sedang sibuk adu mulut (versi anak2) plus nangis2annya yang bikin hati cukup deg-degan sambil memegang microphone. Bu Yuli yang bertindak sebagai MC juga bingung menghadapi situasi yang terjadi. Difikiranqu hanya satu, malu jika dilihat orang tua murid jika mereka berkelahi, anehh,,brutal sekali,,,aq mencoba menenangkan Zahra yang masih dalam suasana marahnya, baru kali itu aq lihat anak-anak muslimah yang didominasi anak-anak kelas VI itu bertengkar hebat. Benar saja orang tua murid satu persatu masuk ke koridor dan mereka hanya menonton peristiwa yang sedang terjadi dengar fikiran macam-macam menurutqu. Aq mencoba membawa Zahra masuk ke dalam kelas sambil berusaha menenangkannya karena khawatir terjadi benturan fisik dengan sesama temannya yang berperkara, tapi tiba-tiba Pak Abi menyuruh kami keluar kelas dan membiarkan kasus itu di buka saja di depan anak-anak yang kalang kabut menyaksikan hal yang jarang terjadi. Aq masih tetap dengan kekhawatiranqu akan semua peristiwa ini. Aq tetap memegang erat Zahra untuk sampai di depan anak-anak sedangkan Zahra masih sibuk mengacau keadaan dengan ungkapan kekesalan atau penyangkalan yang dilontarkan ke Cherry (rekannya yang bertengkar).
   Saat aq masih bingung bagaimana cara menenangkan Zahra, pun Bu Mila, Bu Leyli juga jadi ikut geram karena sikap anak-anak itu, tiba-tiba Bu Izzul membisikan sesuatu ke aq, “liatin ajja nanti ka”.. hemm sempat terdiam dan aq baru berfikir..Tinggg !! atau jangan-jangan ini cuma skenario mereka ajja. Hemmm…(tarik nafas panjang…) masih berlangsung tapi aq mencoba melepas Zahra melihat cerita selanjutnya yang sedang diikuti oleh Bu Mila dan Bu Leyli hingga sampai klimaksnya Bu Leyli marah karena Zahra mencoba mendorong Cherry. Dan seketika itu muncul wali murid kelas 6 bersama anak-anak kelas VI keluar dari ruang kelas III A sambil membawa kue blackforrest dan bernyanyi diiringi dengan slide show dari layar OHP dan suara lagu “pagiqu cerahqu”. 

Lirik lagu Guruku Tersayang J                                

Pagiku Cerahku
Matahari bersinar
kugendong tas merahku 
di pundak

Selamat pagi semua
kunantikan dirimu
di depan kelasmu 
menantikan kami

Ref :
Guruku Tersayang
Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku

Nyatanya diriku
Kadang buatmu marah
Namun segala ma'af
Kau berikan
         
  Dan suasana di koridor seketika itu berubah menjadi keriuhan yang penuhh dengan kegembiraan, berlangsung hampir 15 menit, anak-anak kelas VI sibuk bersorak-sorai sambil melontarkan yel-yel yang bikin seru kemudian potong kue yang dipimpin oleh Pak Alwi dilanjut dengan berpose bersama sambil tetap dalam keriuhan kegembiraan bersama dengan  dewan guru yang lain.
   Anak-anak yang tadi mengerjai kami kemudian meminta maaf sambil tersenyum. Bu leyli yang saat itu sempat dibuat kesal dan menguras emosi seketika itu berubah menjadi menangis bahagia, aq bersama dengan nisa, fia, bu Izzul, ka rosta dll.. merasa gembira terlebih aq yang masih benar-benar tidak menyangka dengan skenario ini. nyaris sempurna adegan mereka. Kerenn…!

    Hufthh…sempurna hari ini…!
    Sampai jumpa di tahun berikutnya dengan kejutan yang berbeda…
“Segala Puji bagi Allah”

Tuesday, November 25th 2014  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar