Tes

Sabtu, 27 Agustus 2016

Pembukaan Seminar Bidang Tarbiyah 2016 // BPPMI Istiqlal // Yayasan Istiqlal Indonesia






Rasanya pagi ini masih menyisakan kantuk tadi malam, Hoammm…. Malam tadi aku seperti orang yang sedang dikejar deadline, ya memang benar deadline tugas, tugas menjadi pembaca qur’an dalam acara Masjid hari ini. Kabar itu aku dengar hanya satu minggu sebelum acara dimulai yang disampaikan oleh pak Direktur, bahkan beliau pun request ayat yang akan disampaikan nanti. Ya Tuhan… ternyata ayat yang dimaksud belum aku kuasai maqro nya. *-*
Aku buka semua memori dalam rekaman pelajaran maqro yang pernah aku pelajari dahulu, tapi sayang tidak ditemukan dan akhirnya aku ingat bahwa aku punya rekaman hidup yang bisa aku pelajari. Sepupuku Ria mencoba menuangkan maqro yang direkam dan aku mencoba belajar dari rekaman tersebut. Bismillahirrahmaanirrahiim….
Pagi yang sibuk, rekan-rekan guru bergegas pula menuju Aula 34 Masjid Istiqlal untuk menghadiri acara seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Bidang Tarbiyah dengan tema : “Manajemen peningkatan kualitas profesi tenaga pendidik dan kependidikan”.
Teman… acara ini merupakan pertemuan perdana aku terhadap para pengurus BPPMI yang baru dan kepengurusan baru atas nama Yayasan Istiqlal Indonesia. Entah kenapa detik-detik melaksanakan tugas aku benar-benar dalam keadaan nervous yang sangatt bahaya. Benakku menjadi ciut seketika saat jajaran pengurus BPPMI dan Yayasan Istiqlal Indonesia tiba di aula acara.
Sebut saja yang hadir dalam acara ini adalah ketua BPPMI Bapak Dr. DB. KH. M. Muzammil Basyuni beserta para jajarannya. Kemudian ketua Yayasan Istiqlal Indonesia Bapak H. Rusli Effendi, S.Pd.I, SE, M.Si beserta jajarannya.
Aku duduk satu baris bersama dengan sahabat guru, Bu Izzul, Umi Rien, Nissa, Ka Rosta sedikit memberikan tawa sejuk di tengah-tengah kerumitan. Tanganku dingiiin sekali dan aku tau bahwa aku sedang tidak nyaman dengan rasa takutku sendiri. MasyaAllah tugas ini berat buatku karena aku belum menguasai apa yang akan aku sampaikan.
Dan detik itupun sampai… langkah gontai mengiringi moment yang gak akan aku lupakan seumur hidup. Di permulaan bacaan aku cukup sukses meskipun lagi-lagi problem tarikan nafas yang tidak tepat, tiba di tengah ayat aku merasa berjalan begitu saja sampai aku tidak sadar ada harokat yang keliru, hal ini terjadi mungkin karena qur’an yang aku baca cukup kecil dan celakanya aku memang belum menguasai ayat ini. MasyaAllah tetiba pak ketua BPPMI langsung meluruskan bacaanku melalui microphonenya. Shadaqallahul’azim…
Mungkin ini jawaban dari segala kegundahan yang menggelayut selama beberapa hari ini, sungguh aku tak merasa tersinggung dengan apa yang disampaikan pak ketua, yang lebih aku kecewakan adalah diriku sendiri, aku kurang kerja keras, aku kurang focus, aku kurang belajar, aku kurang serius mempersiapkannya. Ya Tuhann… semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini.
Sejatinya seminar ini sangat mahal ilmunya, sebut saja para narasumber yang hadir adalah Bapak H. Bahrul Hayat, Ph.D, beliau adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia pada Masa Jabatan  2006 – 2014 dan Wakil ketua BPPMI 2015 – 2020 dan narasumber yang kedua adalah Ketua Yayasan Istiqlal Indonesia Bapak H. Rusli Effendi, S.Pd.I, SE, M.Si.
Dan yang membekas dari pertemuan pertama ini adalah kesan semangat yang menggebu dari pak Ketua Yayasan, hehe. Wibawanya pak Bahrul saat menyampaikan materi dan yang terakhir adalah sambutan pak Ketua BPPMI saat pembukaan acara. Beliau menyampaikan sebuah pesan diakhir sambutannya dengan sebuah pesan hikmah :
 “Sejujurnya…
Sejujurnya hidup itu indah bungkusnya, bagus isinya.
Pertanyaannya: Apa itu bungkus dan apa itu isi?
Perhatikan contoh berikut ini:
Rumah indah itu bungkus, keluarga bahagia itu isi.
Ranjang mewah itu bungkus, tidur nyenyak pula situ isi.
Pesta nikah itu bungkus, Samara Sakinah mawaddah warrahmah itu isi.
Ayu dan ganteng itu bungkus, pribadi hati mulia itu isi.
Kharismatik itu bungkus, akhlakul karimah itu isi.
Kaya raya itu bungkus, hati tentram bahagia itu isi.
Makanan lezat itu bungkus, gizi energy dan sehat itu isi.
Bicara itu bungkus, amal perilaku itu isi.
Buku itu bungkus, ilmu itu isi.
Jabatan itu bungkus, pelayanan dan pengabdian itu isi.
Jangan remehkan bungkus, meski mengutamakan isi.
Ingat…kita akan mati, kita musti rajin bertani, karena kelak nanti di kehidupan setelah mati ada makhroja atau festival pesta petik buah hasil bertani.
Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadziban…
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan??




Monday, Juni 20ty 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar