Tes

Selasa, 16 Mei 2017

Ibu Hj. Nibras OR Salim Tutup Usia // Pendiri Madrasah Istiqlal Jakarta



Sepulang dari menjenguk Naufal (Siswa kelas 1 B di MI Istiqlal ) yang sedang dirawat di RS. Hermina Kemayoran tiba-tiba kami mendapat kabar berita duka bahwa Ibu Hj. Nibras OR Salim (Pendiri Madrasah Istiqlal Jakarta) meninggal dunia.
Siang itu, di kantor hanya menyisakan beberapa guru yang belum pulang termasuk aku. dengan segera kami yang masih berada di Madrasah menyebarkan berita ini kepada seluruh keluarga besar Madrasah Istiqlal.
Aku dan beberapa guru yang masih ada di Madrasah langsung menuju ke kediaman Ibu Hj. Nibras OR Salim yang bertempat di kawasan Cikini tepat di samping TIM (Taman Ismail Marzuki).
Di rumah sederhana itulah Ibu Nibras terbaring kaku, Ya Allah sungguh Engkau telah tetapkan umur beliau hingga waktunya tiba. Teringat saat aku pertama kali mengunjungi rumah Almh. Saat itu Ibu sudah berada di kursi roda dan berkacamata hitam favoritnya, masih bisa berkomunikasi meskipun dengan terbata, terbayang jelas bagaimana perjuangan hidup Almh saat masih hidup dahulu. Sungguh mengharukan, kami bukanlah anak kandung dari Ibu Nibras namun kami semua keluarga besar Madrasah Istiqlal adalah anak-anak didik Ibu Hj Nibras yang InsyaAllah akan selalu mendoakan Ibu Hj Nibras. Mungkin ini adalah rahmat dari Allah meskipun Ibu Hj Nibras tidak dikarunia keturunan namun Ibu memiliki banyak sekalii anak-anak didik yang senantiasa berdoa untuknya.


Ibu Nibras memiliki nama lengkap Nibras Oedin Rahmani Salim Lahir di Maninjau, 19 Juni 1931 dan wafat di Jakarta, 10 Desember 2016.
Begitu banyak prestasi dan amal baik yang Almh lakukan semasa hidupnya.
Siang itu kami hanyut dalam tangisan sedih karena telah ditinggalkan oleh Ibu Nibras. Gaungan bacaan Surat Yasin terdengar di setiap sudut ruang tamu. Aku sangat bersyukur bisa menyaksikan prosesi saat Ibu dimandikan, tak terbayang saat aku benar-benar menyaksikan orang yang menggagas untuk diadakannya kegiatan PJSD (Pendidikan Jenazah Sejak Dini) di Madrasah Istiqlal yang saat ini sedang diamanahkan ke aku. Ternyata hidup itu sederhana yah, ketika meninggal kita hanya perlu mengetahui ilmu dalam hal mengurusi jenazah disamping dengan selalu berbuat baik ketika masih hidup sebagai bekal untuk menuju ke akhirat.


Mama Izzul dan Nisa menyusul ke rumah Almh. Aku menyaksikan Ibu dimandikan dengan iringan pembacaan Surat Ar-Rahman bersama Rezif dan Bu Evi.
Alhamdulillah...
Rencananya Ibu akan dimakamkan esok hari di Taman Pemakaman Karet Bivak dan disholatkan di Masjid Istiqlal Jakarta.
Selepas dari rumah Almh, aku langsung izin untuk memenuhi undangan pernikahan adik kelas kampusku. Barakallah Rohman dan Putri semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah yah. Aamiin
Saturday, December 10th 2016

        Minggu pagi yang sendu,,,
Dengan mengendarai roda dua aku menuju ke Masjid Istiqlal dengan niat ingin ikut menyolatkan Ibu Nibras dan mengiringi untuk yang terakhir kalinya menuju pemakaman.
Sebelumnya seluruh keluarga besar Madrasah Istiqlal berkumpul di koridor membentuk lingkaran dan membaca Surat Yasin bersama-sama, setelah itu kami semua menuju lantai utama Masjid bersamaan dengan kedatangan rombongan jenazah. Sempat salah arah karena aq dan teman-teman masuk dari posisi shaf muslim dan hampir saja ketinggalan jamaah, alhasil kamipun berlari-lari menuju shaf muslimah yang berseberangan sambil berurai air mata dan hati yang sendu berharap semoga bisa berkesempatan untuk menyolatkan jenazah ibu yang hanya satu rokaat dengan 4 takbir.
Alhamdulillah wasyukurillah, kami bisa ikut menyolatkan ibu, setelah itu Bapak Ketua Yayasan Istiqlal Indonesia, Ust Sohib Tahar memberikan sambutan dan kesaksian tentang almarhumah adalah orang yang baik, ahlul khoir calon penghuni surga. Aamiin Yaa Rabb



Pelan-pelan keranda jenazah diangkat dan menuju mobil jenazah. Ya Allah betapa hati ini merasa kehilangan sosok Ibu yang sangat luar biasa, meski raga tak banyak bertemu muka namun ilmu beliau mampu menembus waktu hingga kamipun bisa merasakan kebaikan pada masa hidupnya. Aq pun tak mampu menahan rasa dan tangis yang memuncak. Ya Allah semoga Ibu mendapat naungan yang tertinggi di sisi Mu. Aamiin… Aamiin… Aamiin….
Hampir tak terfikir untuk ikut dalam pemakaman karena terlalu riweh dengan keadaan namun atas kebaikan umi Rina, akhirnya Aq dan teman-teman bisa ikut rombongan menuju Taman Pemakaman Karet Bivak.
Tiba di pemakaman, kami semua menyaksikan prosesi penguburan hingga selesai. Bapak H. Mubarok, M.Si selaku mantan Ketua BPPMI Istiqlal memberikan sambutan hangat dan melepas kepergian Ibu setelah Ibu dikuburkan. 










Ya Allah…. berikanlah kesabaran untuk kami semua yang merasa sangat kehilangan Ibu Nibras, semoga dalam hidup kami dapat mengamalkan ilmu dan pelajaran yang telah ditanamkan oleh Ibu Nibras semasa hidupnya.
Sepulang dari pemakaman, kami berbondong-bondong menuju parkiran, berusaha tersenyum agar tetap bahagia dan tidak larut dalam kesedihan, bertambah pula senyumnya saat aq tiba-tiba sangat kehausan dan berhenti untuk membeli minuman namun tanpa disengaja aq dan teman-teman jadi stay di tempat untuk memesan minuman untuk beberapa teman dan yang bersedia membayar adalah Pak Abu. Hehehe. Maap ya pak,,, sengaja nodong. Hahaha. Semoga bertambah rezekinya bapak protokol Istiqlal ini. 

Pada hari ke 7 kami seluruh keluarga besar Madrasah Istiqlal kembali mengunjungi kediaman ibu Nibras.


 

2 komentar: